Batianus Kritisi Kolam Renang Aquatic Bateng yang Tak Terawat

KOBA, LASPELA- Wakil Ketua I DPRD Bangka Tengah (Bateng), Batianus, mengaku prihatin ketika melihat kondisi kolam renang aquatic Bateng yang berada di Kecamatan Pangkalanbaru dalam kondisi yang banyak kerusakan dan tidak terawat.

Hal itu dikatakannya setelah ia bersama Komisi 2 DPRD Bateng melakukan sidak di Kolam renang yang  pembangunannya menelan anggaran hampir Rp. 50 Miliar tersebut.

“Dinas ini sudah kelewatan, kolam renang ini tidak termanfaatkan dan terlantar, sekitaran areal kolam itu sudah menjadi semak, lantai yang berada di sekitar kolam juga banyak yang ambles,” kata Batianus, Senin (11/5/2020).

Batianus mengatakan bahwa ia sudah pernah menegur dinas terkait tentang permasalahan ini, ia mempertanyakan perencanaan dan pengerjaan pembangunan yang tidak profesional sehingga menyebabkan kolam renang yang menelan biaya besar terlihat tidak sesuai dan terkesan sia-sia.

“Kami sedih melihat realita di lapangan, ini benar-benar keterlaluan,” ucap Batianus.

Batianus juga merasa kecewa karena dengan dipekerjakannya 6 orang tenaga kebersihan dan jaga malam tidak memberikan hasil yang baik dari segi perawatan lingkungan kolam renang tersebut.

“Kita membayar gaji 6 orang di situ, tetapi air kolam renangnya kotor dan tidak terawat, jadi kita membayar gaji untuk mendapatkan hasil yang jauh sekali dari harapan, kadang mereka datangnya 2 hari, 3 hari, bahkan seminggu sekali,” ujar Batianus.

Batianus menceritakan bahwa semua lantai kolam renang terjadi penurunan/ amblas, terjadi keretakan di sana-sini termasuk juga tangga menuju ke kolam renang, belum lagi keadaan lingkungan kolam yang kotor, bahkan areal parkir tergenang air yang diduga karena konstruksi yang tidak memperhitungkan resapan air.

“Dan banyak lagi seperti bagian besi-besinya juga rusak semua, jadi kasian uang rakyat yang hampir Rp. 50 miliar itu habis sia-sia,” ungkap Batianus.

Batianus berharap agar kolam renang tersebut bisa dimanfaatkan, dan ada upaya renovasi sedikit demi sedikit, tetapi ia menegaskan bahwa peluang untuk mendapatkan persetujuan DPRD untuk dana renovasi sangatlah kecil setelah melihat realita di lapangan.

“Intinya adalah kolam renang itu sampai hari ini belum termanfaatkan, dan aset kolom renang ini belum bisa dijadikan sebagai PAD Bateng,” kata Batianus.

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Bateng, Zainal, membenarkan bahwa kolam renang tersebut dalam kondisi retak di selasar kolam renang dikarenakan dana pemeliharaannya belum cair.

“Terkait airnya yang menghitam, memang tidak kami taburkan obat, karena memang kolam renang tersebut saat ini tidak dipakai karena COVID-19, dan sekarang ada pengurangan anggaran, nanti selesai Anggaran Belanja Tahunan (ABT) airnya pasti bagus kembali,” ujar Zainal, Senin (11/5/2020).

Zainal mengungkapkan bahwa untuk penanganan retakan yang berada di selasar kolam renang pihaknya akan kembali melakukan penambahan anggaran, dikarenakan tahapan berikutnya akan dilakukan pengecoran.

Menurut Zainal, anggaran perawatan kolam renang bertaraf internasional ini sangat minim, hanya Rp. 50 juta per tahun, sedangkan menurutnya dana yang ideal untuk perawatan kolam renang tersebut sebesar Rp. 700 juta per tahun.

“Perawatannya sekarang Rp. 50 juta per tahun, dan itu sangat kurang, kalau idealnya setelah dihitung-hitung memerlukan dana Rp. 700 juta per tahun untuk perawatannya,” jelas Zainal.

Zainal juga menjelaskan bahwa para pekerja tidak rutin masuk kerja dikarenakan COVID-19, dan sebelumnya di luar COVID-19, para pekerja tersebut sudah memiliki jadwal rutin dan bekerja secara sistem shift.(*)