banner 728x90

Advokasi Lintas Sektor, Dinkes Babel Kolaborasi Pelaksanaan STBM

banner 468x60
FacebookTwitterWhatsAppLine

Oleh : Wina Destika

PANGKALPINANG, LASPELA – Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menggelar kegiatan advokasi dengan lintas sektor untuk berkolaborasi dalam sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) di Kota Pangkalpinang, yang diselenggarakan di Ruang Pertemuan Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rabu (11/03/2020).

banner 325x300

Analis Pengamanan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Wediarto mengungkapkan bahwa masalah air bersih dan sanitasi bukan hanya kewajiban dinas kesehatan. “Semua sektor diharapkan ikut andil dalam mencapai target yang telah ditetapkan pemerintah dalam RPJMN ini,” ujarnya.

Ia menyampaikan, untuk itu diperlukan kolaborasi pendanaan dari berbagai pihak seperti perangkat daerah terkait, termasuk lembaga zakat dan sektor pembiayaan lainnya dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR).

“Dari 1.366.735 jiwa jumlah penduduk se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, akses air minum dan sanitasi yang layak di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2019 sebesar 85,06 persen atau 1.142.532 jiwa,” ungkapnya.

Lanjut Wediarto, untuk air minum dan akses sanitasi yang layak sebesar 92,99 persen atau 1.233.219 jiwa. “Data ini berdasarkan rekapitulasi laporan program seksi kesehatan lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2019,” jelasnya.

“Pertemuan advokasi STBM lintas sektoral ini sangat strategis untuk meningkatkan percepatan pencapaian lima pilar STBM untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mencegah risiko stunting dan angka kematian ibu dan angka kematian bayi,” tambah Wediarto.

Sementara itu, Analis Pengamanan Lingkungan Dinkes Babel, Asmiani menjelaskan bahwa air minum dan sanitasi merupakan kebutuhan dasar yang tidak bisa ditunda.

“Ketersediaan sarana air minum dan sanitasi merupakan tolak ukur keberhasilan bangsa. Terlebih, akhir-akhir ini merebak isu stunting yang salah satu faktor determinannya adalah ketersediaan sarana air bersih dan sanitasi yang layak,” tuturnya.

Ia mengatakan, di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sendiri tidak semua masyarakat dapat mengakses air bersih dan sanitasi. Salah satu faktor yang melatar belakanginya adalah masalah ekonomi dan perilaku.

Pada tahun 2019, Baznas sudah membantu melalui dana zakat untuk membangun sarana sanitasi bagi masayarakat miskin yang tersebar di enam kabupaten dan kota. “Begitu juga dengan Dinas Perkim dan PU Cipta Karya, melalui program padat karya, penyediaan sarana air bersih serta sanitasi. Misalnya, melalui kegiatan penyediaan air minum berbasis masyarakat dan sanitasi berbasis masyarakat,” jelasnya.

Asmiani menambahkan, tidak hanya sarana dan prasarana, pihaknya juga akan melakukan pembinaan dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya STBM bagi kesehatan.

“Dengan demikian, kita berharap terjadi perubahan perilaku masyarakat yang akhirnya dapat meningkatkan derajat kesehatan masayarakat,” tutupnya.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Baznas, Bappeda, Dinas PU, Dinas Perkim, Dinas Kehutanan, DPMD, Camat Kota Pangkalpinang, dan APDESI.(wa)

banner 325x300
banner 728x90
Exit mobile version