Ratusan Warga Matras Deklarasi Dukung KIP Beroperasi di Perairan Matras

SUNGAILIAT, LASPELA – Ratusan masyarakat Kelurahan Matras mendeklarasikan untuk mendukung adanya Kapal Isap Produksi (KIP) yang akan beroperasi di seputaran Pantai Matras, Kamis (19/12/19).

Fitri, koordinator aksi mengatakan kegiatan ini sebagai bentuk dukungan atas beroperasinya KIP di perairan sekitar matras sehingga akan memberikan dampak positif bagi perekonomian warga setempat.

“Warga sangat setuju sekali, pariwisata jalankan pariwisatanya sesuai dengan porsinya, nelayan juga jalan sesuai dengan aktivitasnya juga, tambang silahkan jalankan sesuai dengan legalitasnya juga,” ungkapnya.

Menurutnya pro dan kontra itu hal yang biasa karena Indonesia merupakan negara demokrasi jadi semua punya hak suara.

“Masyarakat yang pro atau kontra itu sah-sah saja di mata hukum karena kita negara demokrasi. Yang menolak silakan suarakan menolaknya, yang pro juga banyak,” tambah Fitri.

Ia mengatakan hadirnya KIP tersebut dapat membantu ekonomi masyarakat Matras dan sekitarnya dengan adanya kompensasi yang diberikan berdasarkan hasil dari tambang.

“Banyak sekali masyarakat yang butuh ini apalagi ekonomi lemah sekarang ini, ibu-ibu sangat tau dapur mereka bagaimana, apalagi susahnya suami mereka nyari nafkah. Jadi adanya tambang ini ada kegunaannya dalam bentuk kompensasi,” terangnya.

Ia juga mengatakan ada sekitar empat KIP yang akan masuk di lingkungan matras dan dua di daerah Sinar Jaya.

Sementara itu Koordinator Nelayan Matras, Ismed mengaku sangat mendukung adanya KIP di perairan Matras karena memang merasa tidak akan mengganggu matapencahariannya sebagai nelayan.

“Nelayan tidak ada masalah dengan adanya tambang, jika ada yang bilang dengan adanya tambang, nelayan susah cari ikan itu bohong,” ungkapnya.

Ia menilai sulitnya mencari ikan bukan karena adanya tambang melainkan bertambahnya jumlah nelayan lokal dan adanya ilegal fishing.

“Sekarang ini banyak penambang beralih ke nelayan jadi semakin sulit untuk dapat ikan, belum lagi ilegal fishing yang jelas-jelas sangat merugikan nelayan,” terang pria yang sudah 20an tahun berprofesi sebagai nelayan tersebut.

Perwakilan ibu-ibu matras, Sukarni mengaku menyetujui adanya KIP beroperasi di wilayah Matras untuk membantu meringankan beban keluarga.

Ia mengatakan dengan adanya kompensasi dari tambang tersebut bisa untuk membantu biaya keseharian keluarganya yang saat ini dirasa sangat berat.

“Kita sangat tau bagaimana kondisi saat ini, buat bayar BPJS saja hampir tidak bisa terbayar lagi, belum lagi buat anak sekolah. Kami ingin seperti di Air Kantung, Rebo, masyarakatnya sejahtera karena ada bantuannya,” ungkapnya.(mah)