Sang Lurah yang Kini Pimpin Pemuda Muhammadiyah Bangka Belitung

Oleh : Wahyu Saputra Wartawan Laspela Group

PANGKALPUNANG, LASPELA- Mungkin banyak yang belum mengetahui siapa sosok ketua Pemuda Muhammadiyah Bangka Belitung periode 2018-2022.

Dia adalah Andika Saputra, SH, MH. Pemuda asli kota Pangkalpinang 36 tahun yang lalu memulai pendidikannya di Sekolah dasar negeri no 42 Pangkalpinang, SMP hingga SMA di kota Muntok Kabupaten Bangka Barat. Menempuh pendidikan tinggi di Univeristas Muhammadiyah Palembang Sumatera Selatan Fakultas Hukum. Selama kuliah disana, Andika sudah tercatat sebagai aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Palembang. Andika pernah masuk dalam kepengurusan inti IMM Palembang sebagai Ketua Bidang Organisasi Pimpinan Cabang IMM Kota Palembang (2004-2005). Dan Master Hukum diambil Andika di STIH Pertiba Pangkalpinang.

Di tahun 2009, Andika diterima sebagai CPNS di kota Pangkalpinang, meski seorang birokrat namun jiwa organisastoris yang dimilikinya tak mampu dibendung. Andika tetap berorganisasi di Muhammadiyah yang menempanya hingga menjadi ketua Pemuda Muhammadiyah Bangka Belitung periode 2018-2022.

Kini, Andika Saputra tercatat sebagai seorang lurah di kelurahan Kacang Pedang kota Pangkalpinang, provinsi kepulauan Bangka Belitung. Sebelum menjadi ketua PWPM periode 2018-2022, Andika juga tak asing lagi di jajaran pengurus PWPM Babel, Andika merupakan sekretaris PWPM periode 2016-2018 bersama Rusdiar ketua PWPM waktu itu yang juga ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bangka Belitung.

Dengan dedikasi dan pengabdiannya di Muhammadiyah, Andika terpilih sebagai ketua PWPM secara aklamasi dari rapat internal 11 tim formatur hasil Muswil kala itu. 11 tim formatur tersebut didapatkan dari hasil pemilihan voting suara Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah se Bangka Belitung ditambah suara dari Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Bangka Belitung.

Bersama sekretaris Sobpri Aryanto, SPd dan bendahara, Afrizal, SPd. Kini Pemuda Muhammadiyah Bangka Belitung siap menjawab segala tantangan tataran kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk mengawasi dan mengawal segala pembangunan infrastryktur dan non infrastruktur di segala lini di wilayah Provinsi Bangka Belitung.

Pemuda Muhammadiyah Bangka Belitung juga kata Andika, siap memberikan kontribusi pemikiran dan solusi atas permasalahan yang terjadi di Bangka Belitung.

Sebagai pemuda kata Andika, juga siap menerima masukan dari ayahanda Pimpinan Wilayah Muhammadiyah untuk tetap istiqomah menjalankan dakwah amar ma’ruf nahi munkar.

Meski tongkat komando pemuda berada di tangan Andika, namun dirinya tetap mengedepankan musyawarah dalam menentukan segala kebijakan.

Suami dari Lokita Purnamasari ini pun menjelaskan program besar yang akan diambil pemuda Muhammadiyah dalam kepemimpinnanya adalah “GERAKAN MEMBANGUN BERSAMA” filosofinya adalah karena melalui kebersamaan dalam melakukan suatu aksi dan Gerakan akan membawa sebuah perubahan yang besar untuk perserikatan dan bangsa.

Gerakan ini juga kata Andika berlandaskan pada gerakan dakwah kemasyarakatan, nalar solutif, aktif, trampil serta unggul dalam menghadapi era digitalisasi saat ini.

Gerakan dakwah kemasyarakatan. Secara subtantif adalah gerakan dakwah kemasyarakatan Muhammadiyah dijiwai oleh spirit Al-Qur’an Surat Ali Imran 104 yang mengemban misi yad’u ila al khayr (mengajak pada kebajikan, yakni ajaran Islam), wa ya’ muruna bi al-maruf (menyeru pada kebaikan), wa nahy ‘an al munkar (mencegah dari kemunkaran).

“Kami sangat menyadari betul, bahwa belakangan ini konsep dakwah dan gerakan dakwah di kalangan Pemuda Muhammadiyah menjadi persoalan yang mendasar. Seakan-akan urusan dakwah hanya diserahkan pada Ayahanda di Pimpinan Wilayah Muhammadiyah sampai pada level daerah.

Padalah, jika Pemuda Muhammadiyah dapat mengambil peran, bahwa lahan dakwah tidak hanya semata dilakukan di Masjid atau pondok pesantren, dapat juga dilakukan dakwah di Penjara, dan dakwah ekologis yang disampaikan pada Pemerintah dan masyarakat penambang di Bangka Belitung,” jelas Ayah dari
Syaakirah Tshaabitah Divianputri,
Sasikirana Dwiputri dan Sandrina Damara Tryputri ini.

Model dakwah seperti itu lanjutnya merupakan salah satu contoh agar Pemuda Muhammadiyah dapat berperan untuk membumikan gerakan dakwah sebagaimana yang sudah dilakukan oleh Kyai Dahlan pendiri Muhammadiyah.

Gerakan penguatan kaderisasi. Muhammadiyah selain sebagai organisasi dakwah yang tak kalah pentingnya juga sebagai organisasi kader. Proses kaderisasi merupakan hal yang urgen di Pemuda Muhammadiyah. Kenyataannya sekarang kata Andika, Pemuda Muhammadiyah Bangka Belitung, bahwa tidak semua proses kaderisasi di setiap daerah berjalan dengan baik.

Hal inilah yang mendorong dimasa kepemimpinannya harus berupaya secara serius melakukan pemetaan perkaderan serta menjawab dengan program-program kaderisasi yang dilakukan secara terorganisasi dan berkesinambungan.

“Problem perkaderan tidak dapat hanya diserahkan pada sistem perkaderan formal yang dijalankan sekali setahun yaitu Baitul Arqom. Dengan begitu, kedepan perlu di bentuk Tim Instruktur perkaderan di Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah yang tanggungjawabnya ialah mempersiapkan buku pedoman perkaderan dan kuliah kader 3 (tiga) bulan, seminggu sekali. Sehingga materi-materi kaderisasi seperti nilai-nilai Al-Islam, Ideologi Muhammadiyah, Ideologi Gerakan Muhammadiyah, dan pengembangan wawasan kebangsaan dapat terinternalisasi dengan baik,” ungkap Andika.

Meski saat ini pemuda Muhammadiyah banyak melahirkan para tokoh baik nasional maupun daerah (ruang publik) dan akademisi, tapi menurut Andika yang memiliki prinsip hidup berfastabiqul khairat (berloma-lomba dalam hal kebaikan) ini ada sesuatu hal yang harus didesain dengan baik di era digitalisasi saat ini.

Menurutnya pula, Pemuda harus mengedepankan nalar pemikiran yang solutif agar melahirkan generasi yang peduli terhadap pemberdayaan masyarakat, nalar gerakan aktif dalam melakukan sebuah perubahan untuk umat, bangsa dan perserikatan, nalar gerakan Terampil bagaimana pemuda Muhammadiyah Babel harus mengedepankan bakat yang dimiliki setiap kader Muhammadiyah yakni dalam bidang dakwah dan pengkajian Islam untuk menjalankan visi misi Islam Berkemajuan, serta nalar Gerakan unggul yaitu pemuda harus unggul dalam melakukan sebuah peradaban yang besar untuk negeri serumpun sebalai ini.

“Prinsip gerakan ini merupakan identitas visi kepemimpinan yang hendak dicapai untuk “BERGERAK MEMBANGUN BERSAMA”. Dalam AD/ART terdapat prinsip-prinsip atau azas-azas organisasi yang harus dipegang didalam pengembangan organisasi. Hanya dengan komitmen yang kuatlah PEMUDA MUHAMMADIYAH dapat hadir sebagai organisasi yang modern karena memang organisasi kita ini telah memiliki unsur-unsur organisasi yang lebih lengkap, dan bermuara pada organisasi yang dicintai oleh seluruh lapisan masyarakat bukan hanya dicintai oleh pimpinan dan anggota saja. ” ulasnya.(you)