Keturunan Tionghoa Belitung Gelar Chit Ngiat Pan atau sembahyang rebut

Oleh: Andini Dwi Hasanah

TANJUNGPANDAN, LASPELA- Warga keturunan Tionghoa di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menggelar tradisi Chit Ngiat Pan atau sembahyang rebut pada Jumat, bertepatan dengan tanggal 15 bulan tujuh dalam kalender Imlek yang diyakini sebagai hari pintu akhirat terbuka dan arwah-arwah turun ke bumi.

“Chit Ngiat Pan atau sembahyang rebut adalah tradisi leluhur kami yang diwariskan hingga saat ini,” kata Haris panitia Harian Chit Ngiat Pan atau sembahyang rebut, di Tanjung Pandan. Kamis(15/08/2019)

Ia menjelaskan, tanggal 15 bulan tujuh dalam kalender Imlek dikenal dengan istilah Chit Ngiat Pan, waktu untuk melaksanakan sembahyang pertengahan bulan ketujuh atau sembahyang rebut.

“Warga Tionghoa melaksanakan sembahyang bersama di sini, acara puncak persembahyangan itu meliputi pembakaran patung beserta benda miniatur,” tuturnya

Warga keturunan Tionghoa sudah memadati kelenteng Hok Tek Che di pusat kota Tanjung Pandan sejak dini hari. Warga sekitar juga mendatangi kelenteng untuk menyaksikan dan meramaikan tradisi perebutan barang dan makanan yang sudah disiapkan oleh panitia.

“Kami mempersiapkan acara ini sekitar tiga bulan lalu dengan membuat miniatur patung terlebih dahulu dan menyusun konsep acara,” kata Haris.

Ia mengatakan, pada acara puncak perayaan Chit Ngiat Pan panitia juga melaksanakan kegiatan sosial berupa pembagian bahan pangan pokok kepada warga kurang mampu.

“Bagi seorang Tionghoa setelah melaksanakan sembahyang rebut ini harapannya adalah pada setahun berjalan ini dapat aman, damai, tenteram, untuk negara dan masyarakat,” ujarnya. (din)