Sekda : Diharapkan Kondisi Inflasi Babel Jelang Puasa dan Lebaran tidak Setinggi 2018

Oleh : Wina Destika

PANGKALPINANG, LASPELA – Dalam rangka melihat kondisi inflasi perekonomian Bangka Belitung (Babel) dan memantau harga serta ketersediaan stok pangan jelang puasa dan lebaran di Babel, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Babel bersama Tim Satgas Pangan Babel menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Pangan.

Rakor dilaksanakan pada Kamis (9/5/2019) di Ruang Tanjung Pesona Kantor Gubernur Babel, Pangkalpinang.

Dalam hal ini, Sekda Babel Yan Megawandi selaku Ketua TPID Babel, memimpin langsung Rapat Koordinasi tersebut. Dimana Ia mengatakan diadakanya Rakor Pangan ini, untuk melihat kondisi inflasi perekonomian Babel, dan membahas upaya maupun atisipasi harga, serta stok yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Babel bersama Tim Satgas Pangan menjelang puasa dan lebaran.

“Ada surat dari Meko Perekonomian tertanggal 8 April yang lalu, untuk melakukan pembahasan kondisi perekomomian melalui inflasi, dan apa upaya – upaya, antisipasi yang perlu kita lakukan dalam rangka menghadapi bulan Puasa Ramadhan serta Idul Fitri 1440 H. Kita akan bicara lebih detil, lebih spesifik dalam rapat ini, misalnya ada Bank Indonesia menjelasan inflasi, Disperindag Babel mengenai stok dan konsisi harga,” ujar Sekda.

Selain itu, Sekda juga berharap kondisi inflasi Babel menjelang puasa dan lebaran nanti tidak setinggi tahun 2018.

“Kita berusaha angka inflasi sepanjang bulan Ramadhan dan Idul Fitri tidak setinggi tahun lalu, yaitu 1,63 persen. Rapat agak intens, agar angka inflasi tidak mendekati angka itu, niatnya seperti itu. Mudah-mudahan bisa lebih detail interpensi yang bisa dilakukan oleh Tim TPID, sehingga angkanya lebih kecil tahun lalu,” harap Sekda.

Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Babel, Tantan Heroika menjelaskan, inflasi perekonomian Babel menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 2018 mencapai 1,63 persen.

“Pola ramadhan dan idul fitri, inflasi mencapai 1,63 persen. Penyebabnya dari bahan makanan mencapai 0,80 persen, dan harga tiket 0,75 persen. Ini yang perlu kita jaga jangan sampai inflasi mencapai 1,63 persen. Minimal yang perlu kita kendalikan dibahan makanan,” ungkap Tantan.

Dijelaskan Tantan, penyebab inflasi mencapai 1,63 persen, adalah meningkatnya pola konsumsi makanan diantaraya daging ayam ras, telur, bawang merah, sayur sayuran dan ikan.

“Pola bahan makanan yang selalu berulang menjelang ramadhan dan Idul Fitri, itu penyebab inflasi. Misalnya daging ayam ras, telur, bawang merah, sayur sayuran, Ikan serta tiket. Hal-hal ini yang perlu kita antisipasi dalam pertemuan kali ini,” tuturnya.

Untuk melihat perkembangan stok dan harga sembako, Kepala Desperindag Babel, Sunardi, mengatakan, harga dan kebutuhan pokok sudah dilakukan pemantauan setiap hari, dan harga serta stok masih setabil, kecuali yang mengalami kenaikan itu cabe, misalnya saja cabe merah biasa pada hari kemarin mencapi harga Rp30.000 perkg, sedangkan hari ini Rp34.000 perkg.

“Untuk menekan inflasi, kita sudah berupaya melakukan operasi pasar murah sebanyak 45 kali di tahun 2019. Dan di bulan suci ramadhan sudah melaksanakan di semua titik,” tutupnya.(wa)