Oleh : Wina Destika
PANGKALPINANG, LASPELA – Badan Kependudukan, Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar sosialisasi dan desiminasi lingkup tanggungjawab OPD KB, yang berlangsung di hotel Puri 56 Pangkalpinang, Kamis (12/7/2018).
Kepala BKKBN Bangka Belitung, Etna Estelita mengatakan melalui sosialisasi ini pihaknya terus mengoptimalkan peran OPD KB dalam menyiapkan informasi kependudukan didaerah.
“Melalui kegiatan sosialisasi dan desiminasi lingkup tanggungjawab OPD KB ini kita kasih arahan kepada pemerintah dan steakholder untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan kewenangan dalam memberi pelayanan kepada masyarakat,” kata Etna kepada negerilaskarpelangi.com.
Etna menegaskan untuk pengelola program kependudukan di OPD KB Provinsi, Kabupaten/Kota maupun mitra terkait diharapkan harus mengetahui lingkup tugas dan tanggungjawabnya di bidang pengendalian penduduk, supaya nanti dapat memberi informasi dan pemahaman yang tepat.
“Kita harapkan kepada OPD KB harus mengetahui tugas dan tanggungjawabnya agar dapat memberi informasi dan pemahaman terkait pengendalian penduduk, sehingga dapat memberikan informasi yang tepat,” tegasnya.
Etna beranggapan dalam permasalahan pertumbuhan penduduk pada umumnya terjadi di kategori negara yang berkembang dan terbelakang.
“Seperti diketahui dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, pemerintah memprediksikan Indonesia masuk negara keempat dengan populasi penduduk terbesar setelah China, India dan Amerika serikat,” tuturnya.
Etna mengungkapkan untuk situasi Kependudukan di Indonesia, termasuk Bangka Belitung saat ini dinilai masih kurang menguntungkan, baik kuantitas, kualitas, mobilitas, kependudukan, persebaran penduduk serta administrasi.
“Untuk itu kita selalu berupaya bagaimana meningkatkan kualitas SDM yang berperan aktif memajukan aspek sosial, ekonomi, politik dan teknologi,” ujarnya.
Ia menambahkan dari gambaran struktur penduduk Bangka Belitung pada tahun 2010, jumlah usia produktif mencapai 66,9 persen atau 818.116 jiwa, usia muda 29,6 persen atau 360.539 jiwa dan penduduk lansia 3,6 persen atau 44.641 jiwa.
“Sehingga dari jumlah tersebut memberi arti penting dalam pencapaian bonus demografi,” tutupnya. (Wa)