“ANGGOTA KADIN Indonesia yang sudah luar biasa ini diharapkan menjadi sociopreneur yang melaksanakan kegiatan berwirausaha berbasis bisnis namun dengan misi utama menciptakan social-impact yakni meningkatkan harkat dan taraf hidup masyarakat kelas menengah ke bawah,” kata Menteri Sosial Idrus Marham.
Harapan itu disampaikan Idrus Marham di hadapan ratusan peserta Rakorwil KADIN Indonesia Barat di Novotel Bandar Lampung, 14 Mei 2018. Idrus menandaskan, “Manakala sociopreneur ini berjalan dengan baik, maka kesenjangan sosial akan semakin menipis. Dan adil sejahteralah Indonesia.”
Hadir Dirjen DPT Samsul Widodo, Staf Ahli Kemendag Suhanto, Karo Humas Kemwntan Kuntoro Boga Andri, Staf Ahli Kementrian ESDM Noorcahyo Prahoro Yulianto, Pjs Gubernur Lampung Didik Suprayitno. Ir Thomas Jusman MM, Ketua Umum KADIN Kepulauan Bangka Belitung memimpin Tim KADIN Babel seperti WKU Pertambangan dan Energi Muhammad Fitriyansah, WKU Kemaritiman dan Perhubungan Rudi Irawan, WKU ICT, Penyiaran & Media Massa, Agus Ismunarno dan Bendahara David Liem dalam Rakorwil tersebut.
Entitas sociopreneur yang disampaikan Idrus adalah irisan antara entitas entrepreneur (usaha bisnis murni) dan lembaga sosial seperti yayasan. Jika entrepeneur hanya berorientasi pada profit dan sebaliknya yayasan hanya berfokus pada mengelola dan mengalokasikan dana untuk kegiatan sosial (tanpa mengusahakan sumbernya dari mana), maka sociopreneur adalah peralihan antara keduanya.
Sociopreneur mengusung misi sosial, dengan tidak melupakan bagaimana dana yang diperlukan untuk kegiatan itu dapat terkumpul.
Jadi, sociopreneur secara sederhana dapat dikatakan sebagai bentuk ideal kegiatan sosial. Mengapa ideal? Karena dengan konsep sociopreneur, masyarakat kelas bawah yang disasar akan menjadi mandiri dan tak bergantung dengan donasi satu arah seperti yang terjadi pada lembaga sosial selama ini.
Dengan kata lain, dengan konsep sociopreneur, analoginya adalah membangun ekosistem alami yang menjadi tempat hidup organisme sehingga organisme tersebut dapat hidup dengan berdikari. “Dengan socioprenuer, Indonesia akan mengalami keseimbangan,” kata Idrus. (ags)