Ketua Poktan Citra : Bertanam Cabai Merah Bisa Meraup Keuntungan Hampir Rp 350 Juta

Oleh : Wina Destika

BANGKA TENGAH, LASPELA – Ketua Kelompok Tani (Poktan) Citra, Liong Tet Choi yang bertempat Desa Trubus Dusun Nadi, Desa Perlang, Kecamatan Lubuk Kabupaten Bangka Tengah menyebutkan bahwa bertanam cabai merah memberikan keuntungan sekitar Rp350 juta dalam satu siklus.

Berdasarkan pantauan negerilaskarpelangi.com terdapat ratusan ribu pohon tanaman cabai merah di lahan yang luasnya sekitar 16 Ha untuk siap di panen.

Siapa sangka, bertanam cabai merah saja dapat memberikan keuntungan yang besar terhadap dirinya. Acoi sapaan akrabnya mengaku bahwa, penghasilan yang didapatkan menjadi petani cabai sangat menguntungkan.

“Kalau panen satu siklusnya bisa 10 hingga 12 ton. Untuk per kilonya Rp35 ribu per kilogram. Jadi, kalau dikalikan bisa mendapat Rp350 juta dalam satu siklus,” katanya usai Panen bersama program pengendalian inflasi cabai merah bersama tanaman cabai merah dengan Kelompok Tani (Poktan) Citra di Desa Trubus Dusun Nadi Desa Perlang, Kecamatan Lubuk, Kabupaten Bangka Tengah, Senin (30/4/2018).

Pria keturunan thionghoa ini juga menyebutkan, modal yang dihabiskan dalam bertani cabai merah ini hanya berkisar Rp60 juta. Tentu ini keuntungannya bisa mencapai ratusan persen dari modal.

“Saya mengajak masyakat di Babel khusunya di desa Trubus ini mari bersama-sama kita kembali bercocok tanam diantaranya menanam cabai merah ini karena keuntungannya sangat menggiurkan, jangan takut jadi petani karena dengan bertani ini tidak memalukan,” ajak Acoi.

Ia menyebutkan dengan luas lahan kurang lebih 16 Ha yang mana di kelola oleh 8 orang ini dengan lahan yang berpisah.

“Untuk hasilnya secara kontinue dan tiap bulan kami atur dengan bergantian untuk menanam cabai merah ini. Dan untuk panen sendiri biasanya 2 bulan lebih kami sudah panen,” sebutnya.

Acoi sebagai petani cabai selama 30 tahun ini, juga mengaku anggaran yang Ia dapatkan bermula dari anggaran pribadi. Namun, demi bersinergitas untuk mengendalikan harga cabai merah di Provinsi Babel. Dirinya bekerja sama kepada instansi terkait dalam merintis usaha yang ia lakoni saat ini.

“Kalau misalkan, butuh modal juga biasanya kita dibantu pihak perbankan untuk diberikan pinjaman. Ini pula berkat kerja sama dan bantuan dari Pemerintah, BI dan penyuluh lainnya yang kerap kali membantu kami dalam mengatasi permasalahan dalam menggeluti usaha ini,” ungkapnya.

Acoi menambahkan, kendala yang kita rasakan saat ini apabila tanaman cabai merah ini terkena virus atau penyakit gula dan ini belum ada obatnya.

“Untuk mengatasi ini kami usahakan memberi pupuk secara berimbang, sehingga apabila terkena serangan virus kami masih bisa panen,” tutupnya. (Wa)