Pemkab Basel Fokus Bangun Wilayah Pesisir Pantai dan Pulau Kecil

Oleh: Nopranda Putra | Wartawan LASPELA

TOBOALI, LASPELA- Pada era MEA saat ini, Kabupaten Bangka Selatan (Basel) mesti sanggup berkompetisi dan ikut menjadi pendorong peningkatan pembangunan. Bangka Selatan harus bisa mengembangkan potensi ekonomi lokal demi meningkatkan investasi daerah.

Demikian penegasan Bupati Bangka Selatan Drs. H. Justiar Noer saat memberikan sambutan pada acara peringatan Hari Jadi Bangka Selatan ke-15 Tahun 2018 di Desa Penutuk, Kecamatan Lepar Pongok, Rabu 7 Maret 2018.

Ia juga menuturkan, Bangka Selatan harus dapat meningkatkan produk unggulan daerah dan peningkatan pembangunan sesuai dengan penataan ruang dan pembangunan dengan berbasis kawasan yang dikembangkan dengan skala prioritas yang berbeda.

“Di kecamatan lepar pongok akan dikembangkan fasilitas depo BBM, program pembangunan berbasis PIWK dan konstruksi secara bertahap 1 kecamatan 1 taman tematik terintegrasi,” kata Justiar, Rabu (7/3/2018) siang.

Selain itu, lanjut Justiar pengembangan destinasi wisata pesisir dan pulau-pulau kecil akan menjadi perhatian serius pemerintah kabupaten Bangka Selatan untuk kedepannya agar Bangka Selatan dapat dikenal sebagai daerah pariwisata layaknya Bali dan Lombok.

Bahkan ia juga mengatakan cukup pulau Belitung yang dikenal sebagai “Bali”nya Babel yang terkenal akan objek wisata pantainya, Bangka Selatan cukup sebagai second set “Lombok” nya Babel.

Untuk diketahui, Lepar Pongok adalah sebuah kecamatan di kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung. Daerah ini terdiri dari 2 pulau utama yaitu Pongok dan Lepar, dan beberapa pulau-pulau kecil di sekitarnya,

Namun pada bulan Juli 2012, kecamatan ini dimekarkan menjadi 2 Kecamatan, yaitu Kecamatan Lepar Pongok yang terdiri dari Lepar dan pulau-pulau kecil disekitarnya, serta Kecamatan Kepulauan Pongok yang terdiri dari Pongok dan pulau-pulau kecil disekitarnya.

Kebanyakan penduduk di daerah ini berprofesi sebagai nelayan, yang ikannya dijual ke Bangka Daratan, Belitung, dan Jawa. Di daerah ini juga ada perkebunan sawit milik PT. SNS.

Di samping sebagai nelayan, rakyat di sini juga bertani lada dan bertambang timah. Perjalanan dari Penutuk ke Sadai hanya memakan waktu sekitar 30 menit menggunakan kapal motor rakyat, sedangkan menggunakan perahu bermotor hanya sekitar 5 menit saja.