PT Timah Dukung Depati Amir-H. AS. Hanandjoeddin Dijadikan Pahlawan Nasional

Wakil Gubernur Babel, Abdul Fatah berfoto bersama jajaran direksi PT Timah Tbk serta para narasumber yang menghadiri Seminar Nasional Depati Amir dan HAS Hanandjoedin "Rangkai Perjalanan Pahlawan Nasional Babel" di Graha Timah Kantor PT Timah, Rabu (28/02/2018). Foto | Humasbabelprov

Oleh: Stefanus H. Lopis | Laspela Group

PANGKALPINANG- PT Timah Tbk menegaskan dukungannya kepada sejumlah pihak yang terus berjuang menobatkan Depati Amir dan H. AS. Hananjoeddin sebagai Pahlawan Nasional asal Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

Salah satu dukungan tersebut ditunjukan dengan menggelar Seminar Nasional Depati Amir-H. AS. Hanandjoeddin bertajuk “Rangkai Perjalanan Pahlawan Nasional Bangka Belitung” di Graha Timah Pangkalpinang, Rabu 28 Februari 2018.

Hadir dalam seminar tersebut, Ketua Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang juga Dirut PT Timah, M. Riza Pahlevi, jajaran direksi PT Timah, Gubernur Babel Erzaldi Rosman, Wakil Gubernur Abdul Fatah, perwakilan keluarga besar Depati Amir-H. AS. Hanandjoeddin, para Presidium Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tokoh agama, para mahasiswa serta pelajar.

Direktur Operasi PT Timah Tbk, Alwin Albar, menyampaikan, Seminar Nasional ini dalam rangka mendukung semangat kebersamaan masyarakat Bangka Belitung terkait pengusulan Depati Amir-H. AS. Hanandjoeddin sebagai kandidiat Pahlawan Nasional asal Babel.

“Seminar ini sebagai bentuk dukungan PT Timah terhadap Bangka Belitung sebagai wilayah tempat perusahaan beroperasi, sekaligus ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah berupa bijih timah melalui fakta-fakta sejarah,” jelas Alwin Albar.

Menurut dia, digelarnya seminar yang diinisiasi Ikatan Karyawan Timah (IKT) tersebut sebagai upaya memperlihatkan bahwa PT Timah adalah bagian dari sejarah perjuangan Provinsi Bangka Belitung. Demikian juga dengan karyawannya yang memiliki dukungan penuh terhadap cita-cita Provinsi Babel.

Kepala Bidang (Kabid) Humas PT Timah Tbk, Anggi Siahaan, menyampaikan IKT merupakan bagian masyarakat Bangka Belitung sehingga juga memiliki tanggungjawab yang sama untuk turut andil memperjuangan Depati Amir-H. AS. Hanandjoeddin menjadi Pahlawan Nasional.

“Terimakasih sekali bahwa PT Timah sudah dilibatkan untuk masuk dalam perjuangan ini. Kita akan terus berjuang bersama masyarakat Babel untuk mewujudkan cita-cita ini,” tandas Anggi.

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman berharap, Pemerintah Pusat dapat menerima dua sosok tersebut menjadi Pahlawan Nasional apalagi konsensus sosial masyarakat Babel selama ini sudah final.

“Kita sangat berharap pemerintah pusat segera mengakomodir penobatan dua kandidat Pahlawan Nasional ini. Kita sangat optimis Babel akan punya Pahlawan Nasional,” tandas Erzaldi kepada sejumlah wartawan, Rabu (28/2) lalu.

Untuk mewujudkan besar memiliki Pahlawan Nasional, Gubernur Erzaldi bahkan mengajak sinergi tiga profesor turun langsung meneliti jejak rekam dua sosok tersebut.

Tiga profesor yang bakal melakukan penelitian adalah Prof. Dien, Prof Dr Susanto Zuhdi Guru Besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia dan Prof. Bambang Purwanto. Selain itu budayawan asal Babel, Akhmad Elvian, juga dilibatkan.

Nama pahlawan dari Babel, tandas Gubernur Erzaldi, sudah pernah diajukan ke pemerintah pusat. Kali ini tahapan pengajuan harus lebih matang dan lengkap.

Profesor yang menelusuri arsip tersebut agar melakukan langkah-langkah efisien dan efektif. “Kita akan melayangkan surat ke Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia untuk persetujuan penelusuran arsip pahlawan dari Babel ke Belanda,” kata Gubernur saat pertemuan di ruang kerjanya, Kamis (1/3).

Tokoh Babel yang juga mantan Rektor UBB Prof. Bustami Rachman mengatakan, sudah saatnya Babel memiliki junjungan, baik untuk masyarakat Babel khususnya maupun Indonesia umumnya.

“Syarat menjadi pahlawan sudah ada dalam dua figur ini. Pertama disetujui masyarakatnya, kedua terbukti kualitas kepahlawanannya, ketiga gagah,membela dan mengharumkan nama daerah atau wilayah yang diperjuangkannya serta sosok yang dikenal mengutamakan orang lain ketimbang dirinya dan yang pasti sudah wafat,” tutup Bustami. (advertorial)