Tumor Ganas di Kaki, Neysia Erwindi Butuh Bantuan Pengobatan

Neysia Erwindi (12), remaja penderita tumor ganas di kaki kirinya saat ditemui di rumahnya, Senin 15 Januari 2018. (Foto: Jovanka)

PANGKALPINANG, LASPELA– Neysia Erwindi (12), menderita tumor ganas di kaki kirinya. Neysia tampak lemah saat didatangi ke rumahnya di Kelurahan Ketapang, Kecamatan Pangkalbalam, Kota Pangkalpinang, Senin (15/1-2018).

Putri pasangan Erwin (31) dan Neneng Nurlela (29) ini, tidak bisa beraktivitas seperti anak seusianya. Dirinya terpaksa hanya bisa tidur dan duduk di kamarnya. Sang ibu, Neneng Nurlela, tak kuasa menahan tangis melihat buah hatinya itu tidak mampu berjalan seperti sedia kala.

Penyakit tumor ditambah keterbatasan biaya pengobatan terpaksa menghentikan langkah siswi SD Negeri 14 Pangkalpinang tersebut untuk berjuang mewujudkan cita-citanya.

Pada senin sore, Neysa tampak mengenakan pakaian berwarna biru duduk memanjangkan kakinya. Pembengkakan kaki kirinya sangat tampak bahkan tubuhnya kian kurus.

Melihat kondisi itu, Neneng merasa pilu dan berulang kali menitiskan air mata. Bagi Neneng, amputasi bukan satu-satunya jalan yang harus ditempuh dan berharap ada alternatif pengobatan lain.

Neneng mengungkapkan, perasaannya begitu hancur saat mendengar Neysa divonis mengidam tumor ganas oleh dokter.

Ia menangis terseduh, emosi, kekecewaan, dan kesedihan menumpuk menjadi satu. Saat itu, dunia terasa gelap bagi ibu dua anak tersebut, terutama saat kata-kata amputasi keluar dari mulut dokter.

“Namanya orang tua mendengar seperti itu, rasa mau pingsan, kecewa, kesal, mau marah bingung sama siapa, pokoknya serba salah. Saya bingung harus berbuat apa untuk Neysia, apalagi kami orang tidak mampu sedangkan orang punya uang belum tentu bisa menanggung penyakit itu. Apalagi seorang gadis kecil yang masih menginjak bangku SD seperti Neysia,” jelas Neneng.

Neneng mengisahkan sekitar 6 bulan lalu, Neysa mengeluhkan letih setelah latihan drumband untuk merayakan HUT RI. Putrinya merasa pegal di area kaki, menganggap itu sesuatu hal yang biasa Neysa dipijat tradisional. Lalu, beberapa hari kemudian terjadi pembengkakan  dan langsung dibawa ke puskemas setempat.

“Awalnya dikira ada urat menggumpal dan diberikan obat, serta vitamin. Tak kunjung ada perubahan akhirnya di bawa ke Dokter. Setelah beberapa kali pengobatan tetapi tidak terdapat kemajuan akhirnya dirujukan ke Rumah Sakit Bakti Timah,” jelas Neneng.

Setelah melakukan tes darah, ronsen, dan lain-lain ditemukan benjolan di kaki sebelah kiri Neysa. Dokter pun menyarankan dilakukan citi screen, hanya saja biayanya yang mencapai Rp. 500.000,- membuat Neneng harus menghentikan pengobatannya. Ia pun memutuskan kembali ke RSBT dan mendapatkan bantuan citi screen di sana.

“Saya bekerja sebagai pembantu rumah tangga yang diupah Rp. 250.000 perminggu dan pas-pasan buat makan. Lalu, suami kerja serabutan kadang ikut orang bangunan, kadang mancing. Makanya, untuk biaya berobat sama sekali tidak punya apalagi baru-baru ini kami pindah kontrakan karena diusir akibat menunggak selama 2 minggu,” keluh Neneng sembari menghela nafas

Pasca citi screen dilakukan, dokter mengatakan Neysa terkena tumor ganas dan harus diamputasi sebab kondisinya sudah parah. Neneng menyampaikan, menurut dokter saat ini kaki Neysa masih bisa merespon tetapi belum tentu selanjutnya.

“Dokter mengatakan ada alternatif lain untuk menyelamatkan kaki Neysa, yaitu pengobatan di RSCM tetapi tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Meskipun selama ini pembiayaannya ditanggung BPJS tetap saja biaya ke sana tergolong besar. Sejauh ini, saya masih melakukan terapi obat yang diberikan dokter dan mencoba sejumlah pengobatan tradisional,” imbuhnya.

Warga Ketapang itu berharap uluran tangan pemerintah dan masyarakat Bangka Belitung untuk berkenan membantu pengobatan Neysa.

Ia sangat ingin mewujudkan cita-cita buah hatinya melanjutkan SMP ke pondok pesantren demi menggapai impiannya menjadi seorang guru atau ustadza. Ia bersama suami akan berusaha sekuat tenaga dan bekerja keras untuk masa depan putrinya.

“Tolong kemurahan hati pemerintah dan masyarakat Bangka Belitung kepada Neysa. Saya tidak mau masa depan Neysa terancam karena orang tuanya tidak sanggup mengobati. Apalagi, ia sangat aktif kegiatan di sekolah bahkan rutin mendapatkan peringkat kelas setiap tahunnya,” harap Neneng.

Bagi yang berkenan menyalurkan bantuannya kepada Neysa bisa menghubungi Ibu Neneng Nurlela di no Hp: 085267424715. (jov)

Editor: Stefan H. Lopis