Unik! Gubernur Erzaldi Luncurkan Program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting

BANGKA, LASPELA – Komitmen Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman Djohan untuk menjadikan daerahnya sebagai daerah swasembada ternak dan lada terus digeber. Gagasan ini ia wujudkan dengan program integrasi ternak sapi dan lada.

“Untuk menguatkan program tersebut pemerintah akan menerapkan perda terkait lada pada tahun depan, yang isinya bagi setiap petani lada yang memiliki lahan 1 hektar harus memiliki 1 ekor sapi, serta kelipatannya,” kata Erzaldi di Mendo Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pekan kemarin.

Data BPTP Balitbang Bangka Belitung dan Puslitbangnak Kementerian Pertanian menyebutkan populasi ternak sapi di Babel sampai saat ini baru 11.604 ekor (2016) sehingga untuk memenuhi akan konsumsi daging sapi masih didatangkan dari luar daerah. Untuk memenuhi kebutuhan dan membantu program pemerintah, Erzaldi Rosman menggagas program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) yang berorientasi pada peningkatan populasi untuk mencapai swasembada protein hewani asal ternak.

Kedepannya, Pemprov Babel akan merilis Peraturan Daerah (Perda) bahwa setiap perusahaan perkebunan sawit wajib memiliki ternak sapi. Nantinya kotoran hewan ternak sapi tersebut bisa dimanfaatkan untuk pupuk kompos. Selain untuk memangkas biaya produksi pertanian lada, program ini ditujukan untuk merealisasikan cita-cita swasembada sapi.

Sebelumnya, Erzaldi tengah menggenjot realisasi program kerakyatan petani lewat program resi gudang lada. Orang nomor satu di Bumi Serumpun Sebalai ini berkomitmen lada yang menjadikan salah satu komoditas ekonomi masyarakat Babel ini menembus pasar internasional. “Sedangkan dengan adanya program resi gudang, saat ini pada posisi harga (lada) anjlok, petani bisa menyimpan ke sana (gudang) disampel dan dicek (kualitas ladanya), Untuk mewujudkan keberhasilan, harus kompak bersatu mewujudkan,” katanya.

Sistem transaksi resi gudang akan ditopang dengan kerjasama bank syariah. Erzaldi menjelaskan, ada 14 komoditi yang dapat dijadikan agunan untuk pembiayaan dalam program resi gudang ini yakni gabah, jagung, beras, kopi, karet, lada, kakao, rumput laut, garam, teh, kacang kedelai, gula pasir, gambir dan timah. Untuk menembus pasar internasional, lada produksi Babel perlu diperbaiki kualitasnya sehingga bersaing dengan produk tani lainnya.

Guru Besar Pertanian Universitas Gadjah Mada, Profesor Bambang menyambut baik gagasan Erzaldi ini. Menurutnya, pertanian lada gagal disebabkan penyakit yang dikarenakan kondisi tanah.”Untuk saat ini, telah dilakukan pengembangbiakan bibit unggul yang berkualitas yang bebas dari penyakit dengan pantauan penuh, sehingga nantinya akan menguntungkan para petani,” tandasnya. (*)