SEKRETARIS Jenderal PBB, Antonio Guterres, membuka Sidang Umum, Selasa 19 September, dan menegaskan ambisi nuklir Korea Utara merupakan tantangan dunia yang paling serius.
“Proliferasi menimbulkan bahaya yang tidak terbayangkan, dan pelucutan sedang lumpuh,” kata Guterres di New York dilansir dari laman voaindonesia.
“Jutaan orang hidup di bawah bayang-bayang ketakutan akibat uji nuklir dan misil provokatif oleh Republik Rakyat Demokratik Korea,” tambah Guterres, mengacu kepada Korea Utara dengan sebutan resminya. “Saya secara tegas mengecam uji-uji tersebut.”
Guterres memuji kekompakan DK PBB dalam memperketat dan memberlakukan sanksi ekonomi atas Pyongyang.
Menurutnya, langkah itu mengirim pesan yang jelas kepada kepemimpinan negara itu.
Pemimpin PBB itu, yang fungsi utamanya adalah mencegah konflik, juga mengingatkan akan krisis kemanusiaan di Myanmar yang telah menyebabkan lebih dari 400.000 warga Rohingya Muslim harus melarikan diri ke Bangladesh bulan lalu. Dia belum lama ini menyebut kekejaman militer di Birma sebagai pembersihan etnis.
Kata Guterres: “Saya tekankan sekali lagi, penguasa di Myanmar harus mengakhiri operasi militer dan mengijinkan akses kemanusiaan tanpa hambatan, mereka juga harus menanggapi keluhan warga Rohingya, yang sudah terlalu lama statusnya tidak menentu.”
Editor: Stefan H. Lopis