YOGYAKARTA, LASPELA – Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman optimis daerahnya akan menjadi pusat pengembangan tanaman gaharu (aquailaria malaccensis) tingkat nasional.
Tampil sebagai salah satu pembicara kunci dalam IUFRO INAFOR Joint International Conference 2017 yang diselenggarakan di Hotel Alana Yogyakarta 24 – 27 Juli 2017, Gubernur Erzaldi memaparkan pengembangan gaharu di Bangka Belitung.
“Saya mencanangkan agar Bangka Belitung menjadi pusat pengembangan gaharu di Indonesia,” ungkap Erzaldi di depan para peserta yang berasal dari sejumlah negara.
Konferensi ini diikuti lebih dari 600 ilmuwan dan peneliti kehutanan dunia yang tergabung dalam International Union of Forest Research Organization (IUFRO). Mereka berasal Indonesia, Australia, Finlandia, Jepang, Brazil, Afrika Selatan, Nigeria, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan India.
Erzaldi menuturkan bahwa program pengembangan gaharu yang telah dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diantaranya penanaman pohon. Yaitu dengan memberi bibit gaharu kepada masyarakat petani secara gratis, produksi inokulan, inventarisasi alami dan budidaya, diversifikasi produk gaharu, membuat peta jalan, hingga membuat desain cluster. Bahkan pihaknya mengadakan pelatihan bagi petani untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, dan menjaga hutan hijau.
Gaharu dikenal sebagai pohon yang bernilai ekonomis tinggi. Di sisi lain, gaharu juga termasuk jenis pohon yang peredaran dan perdagangannya diatur sesuai Convention On International Trade In Endangered Species Of Wild Fauna And Flora (CITES). Sebab itu, strategi pengembangan gaharu di Bangka Belitung fokus kepada gaharu budidaya, bukan gaharu alam yang semakin terbatas jumlahnya.
Saat ini, tambah Gubernur, hasil budidaya gaharu di Babel sudah dapat dinikmati melalui produk teh.
“Salah satu produk unggulan gaharu Bangka Belitung adalah teh gaharu yang terbukti sangat baik bagi kesehatan,” terang Erzaldi.
Kedepan, Gubernur berharap potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di Bangka Belitung dapat dikembangkan lebih baik lagi. Salah satu melalui sinergi dengan masyarakat di sekitar kawasan hutan. Di samping agar masyarakat mendapatkan keuntungan ekonomi, di sisi lain hutan dan lingkungan tetap lestari.
Selain menjadi pembicara, pada saat yang sama Gubernur Erzaldi juga menandatangani nota kesepahaman antara Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Nota kesepahaman ini akan memperkuat kerja sama dan peningkatan implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) yang dihasilkan Badan Litbang dan Inovasi (BLI) KLHK. (rill/ni/ar)