Keluarga Bung Hatta Dikabarkan Berkunjung ke Muntok Selama 3 Hari

MUNTOK, LASPELA – Keluarga mantan wakil Presiden RI Pertama, Muhammad Hatta atau yang dikenal dengan sebutan Bung Hatta dikabarkan bakal berkunjung ke Pulau Bangka khususnya Kota Muntok, tempat pengasingan sang proklamator di Pesanggrahan Muntok dan Menumbing.

Kunjungan ini berdasarkan informasi yang diperoleh dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat direncanakan selama tiga hari, mulai Jum’at 28 Juli 2017 sampai Minggu 30 Juli 2017 dengan pimpinan rombongan dipimpin oleh Putri Bung Hatta yaitu Meutia Hatta.

Kedatangan Putri Sulung Bung Hatta dan rombongan ini juga dibenarkan oleh pengurus dan penjaga Pesanggrahan Muntok, Davif dan Romzi.

“Jika tidak ada halangan besok 28 Juli – 30 Juli 2017 selama 3 hari mereka memang akan mengunjungi pesangrahan,” ujar mereka kepada Media Laskar Pelanggi.

Kesiapan pasanggrahan Muntok juga sudah dipantau dan diperiksa oleh Kabag Humas Pemda Babar, Wito bersama stafnya untuk mengecek kesiapan serta menganti sprei  tempat tidur.

“Pak Wito juga  tadi pagi kesini mengganti bed, bantal, guling dan sprei,” turur Davif, Kamis siang (27/07/2017).

Berdasarkan sejarah, pesanggrahan Muntok atau sekarang lebih dikenal oleh kalangan warga Muntok dengan sebutan Wisma Ranggam merupakan tempat pengasingan sang proklamator RI presiden pertama Indonesia Soekarno bersama 3 rekannya disusul Bung Hatta bersama 3 rekannya yang diasingkan di pesangrahan Menumbing pada tahun 1948-1949 pasca agreasi militer Belanda di Jogyakarta.

Pesangrahan Muntok atau Wisma Ranggam yang di bangun pada tahun 1890 terletak di Jalan Imam Bonjol Kampung Sungai Daeng, Muntok Kabupaten Bangka Barat. Dimana Pesanggrahan Muntok berubah nama menjadi Wisma Ranggam pada tahun 1976, ketika pengelolaannya dipegang oleh PT. Timah.

Pesanggrahan yang dibangun oleh Pemerintahan Kolonial Belanda pada tahun 1890 ini awalnya  sebagai tempat peristirahatan pegawai Perusahaan Timah Belanda saat itu, Banka Tinwinning Berdrijf. Di halaman depan terdapat tugu yang pada prasastinya ditanda-tangani oleh Bung Hatta pada tanggal 17 Agustus 1951.

Tulisan prasasti tersebut menyebutkan kalimat “Kenang-kenang Menoembing di Bawah Sinar Gemerlap Terang Tjoeatja, Kenang-kenang membawa Kemenangan, Bangka, Djogdjakarta, Djakarta, Hidoep Pancasila, Bhineka Tunggal Ika”. Bung Hatta memang pernah diasingkan ke Muntok dan ditempatkan di Pesanggrahan Menumbing bersama beberapa pemimpin Indonesia.

Pesanggrahan sempat menjadi tempat para Bapak Pendiri Bangsa setelah Agresi Militer Belanda kedua 19 Desember 1948 selama sekitar setengah tahun. Presiden RI Pertama, Ir. Soekarno diasingkan Belanda bersama-sama KH. Agus Salim, Mr. Ali Sastroamidjojo dan Mr. Moch. Roem . Sementara itu, Drs. M. Hatta (Wakil Presiden dan Perdana Menteri), Mr. AG. Pringodigdo, Mr. Asaat dan Komodor Surya Darma ditempatkan di Pesanggrahan Menumbing yang jaraknya sekitar 11 kilometer.

Di Pesanggrahan inilah isi perjanjian Roem-Royen dibahas dan tempat ini juga menjadi saksi penyerahan surat kuasa pengembalian pusat pemerintahan Indonesia dari Yogyakarta ke Jakarta oleh Ir. Soekarno.

Laporan Wartawan Laspela: Supar