Liya Siap Debat Simulasi PBB di Harvard University

Liya bersama orangtuanya sebelum bertolak ke Harvard Uneversity Boston-USA

PUTRI BELITONG Liya Rizqiya Armina, Mahasiswi Fakultas Hubungan International, UGM terpilih menjadi Delegasi Indonesia dalam dalam Harvard National Model United Nation (HNMUN) 2017, debat simulasi PBB di Harvard University yang berlangsung 15 – 27 Februari 2017 di Boston Amerika Serikat.

HNMUN merupakan ajang simulasi sidang PBB yang digelar untuk melatih para mahasiswa dalam melakukan negosiasi, lobi, dan berdiplomasi layaknya saat sidang PBB berlangsung. Kegiatan yang diadakan sejak tahun 1955 ini merupakan ajang simulasi sidang PBB tertua, terbesar, serta paling bergengsi diantara kegiatan simulasi PBB yang lain.

Liya, mahasiswa semester IV itu, merupakan salah seorang dari sembilan mahasiswa dan mahasiswa UGM. Liya kelahiran Jakarta berdarah Kelapa Kampit, putri Usmandie An

deska dalam simulasi itu sebagai repsentatif dari Negara Kerajaan Kamboja, membawakan thema debat ” Strategi Mengakhiri Perang Teluk”.

Kegiatan tahun ini diikuti 3.000 mahasiswa berbagai universitas yang berasal dari 88 negara dunia. UGM mengirimkan sebanyak sembilan mahasiswa dalam kegiatan prestisius ini.

Teman-teman Liya  adalah Amanda Dara Amadea, Chitito Audithio,Muhammad Fakhri Abdurrahman, Wahyuwidi Cinthya dan Angelo Abil Wijaya dari Fisipol serta M. Rayyan Fahmi dan M. Cesare W. Negoro dari Departemen Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis serta Ulfah Aulia dari Fakultas Hukum

Debat yang diikuti perwakilan mahasiswa seluruh dunia ini  merupakan  agenda rutin Harvard University. Walau rutin mengikuti program itu, namun Indonesia belum pernah menjadi pemenang.

Karena itu, Liya yang berindek Prestasi (IP) mencapai 3,96 ini, mengharapkan dukungan doa dari seluruh rakyat Indonesia, khususnya keluarga besar Kepulauan Bangka Belitung.

Sebelumnya, April tahun lalu, liya terpilih sebagai salah seorang mahasiswi,  untuk mewakili Indonesia dalam kajian hubungan bilateral Indonesia – RRCina.

Mewakili Kamboja

Liya mengatakan saat simulasi nantinya setiap peserta diminta untuk berperan sebagai diplomat internasional yang mewakili negara tertentu dalam berbagai dewan-dewan (council) yang ada dalam struktur organisasi PBB. Tim UGM akan melakukan simulasi dalam beberapa dewan seperti  Disarmament and International Security Committee (DISEC), Legal Committee, Social Culturan and Humanitarian Committee (SOCHUM), serta Historical General Assembly.

“Delegasi UGM dipercaya menjadi wakil Kamboja dalam simulasi sidang PBB mendatang,”jelas Liya, sebelum bertolak ke Boston di FISIPOL UGM.

Dalam masing-masing komite nantinya akan membahas tema yang telah ditentukan panitia. Masing-masing delegasi perwakilan negara diharapkan dapat menyampaikan ide, gagasan, dan mencari resolusi bagi perdamaian dunia.

Sebelum melaju ke HNMUN 2017, kesembilan anak muda ini harus melalui serangkaian seleksi ketat di tingkat universitas. Mereka harus menjalani seleksi untuk masuk di UGM MUN Community bersaing dengan ratusan mahasiswa se-UGM. Selanjutnya, seleksi di internal UGM MUN Community hingga dinyatakan lolos mengikuti HNMUN 2017.

Sementara itu,  Wahyuwidy Cinthya dan Fakhri menambahkan mereka telah menjalani berbagai latihan dan persiapan untuk maju ke HNMUN ini sejak bulan Desember 2016 lalu, seperti mengasah kemampuan public speaking, debat, dan negosiasi

“Kami latihan berbicara, mengemukakan pendapat, negosiasi serta diplomasi,” ujar Cinthya

Tidak hanya itu, mereka juga memperkuat penguasaan materi terkait berbagai isu diplomasi internasional Kamboja yang rutin dibahas di sidang PBB.

“Kami pelajari kebijakan dalam dan luar negeri Kamboja serta konteks sosial politik disana,”  jelasnya.

Mewakili seluruh delegasi UGM, Cinthya berharap nantinya mereka dapat tampil secara optimal dan mengharumkan nama UGM, daerah kami masing-masing dan Indonesia di kancah dunia. Bahkan, dapat menorehkan prestasi dalam HNMUN 2017.  (*/ags)