Menurut Fiastuti, seperti dikutip laman mediaindonesia.com, kondisi gizi di Indonesia dikatakan sebagai double burden, artinya masih banyaknya anak-anak yang kekurangan gizi atau sekitar 37,13% berdasarkan riset kesehatan data nasional 2013 dan ada permasalahan obesitas pada anak yang tak boleh dianggap sepele.
“Pada obesitas biasanya mereka kelebihan kalori dan kekurangan mikronutrient atau zat gizi seperti vitamin dan mineral yang penting bagi tubuh,” imbuh dokter yang juga merupakan Pengurus Penghimpunan Onkologi Indonesia itu.
Cara menanggulanginya, ucap Fiastuti, adalah dengan menerapkan pola makan sehat sesuai kebutuhan. “Makan tidak asal kenyang, mengacu pada empat sehat lima sempurna sehingga sesuai kualitas dan kuantitas nutrisi,” ungkapnya.
Dia menambahkan, makanan olahan produksi seperti susu, yogurt, cereal rendah gula, dan biskuit pada bayi bisa menjadi makanan pendamping untuk kecukupan nutrisi.
Sementara situs klikdokter.com menyebutkan, ancaman malnutrisi atau dikenal dengan kurang gizi pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) menyebabkan kematian 2.6 juta anak setiap tahunnya di seluruh dunia. Jutaan anak juga hidup dengan gangguan fisik dan kognitif karena mereka tidak memperoleh nutrisi yang cukup pada 1000 HPK mereka.
Leave a Reply