“Owi dan Butet sudah menunjukkan arti toleransi, persatuan, perjuangan, dan persaudaraan sesama anak bangsa,” tambahnya.
Tanggapan atas komentar ini termasuk dari Arif Budiman yang menulis, “Jadi ingat Sigit Budiarto dan Chandra Wijaya yang meraih medali emas ganda putra pada Olympiade Sydney 2000.” Ada pula Princes Crestiana Miuw Miuw yang menulis, “Contoh yang baik soal toleransi… harusnya semua rakyat indonesia bisaaaa.”
Tagar emas untuk Indonesia popular sampai Kamis dan disinggung lebih dari 10.000 kali.
Bonar Tigor Naipospos dari Setara Institute for Democracy and Peace mengatakan, memang Liliyana dan Tontowi merupakan simbol keberagaman Indonesia. “Bila kita berbicara soal perjuangan Indonesia, apapun agamanya, etnis tidak relevan lagi. Sekali menjadi WNI, semua setara dan memiliki hak yang sama dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya untuk bersama-sama berjuang ke depan,” kata Bonar.
“Kita lupa bahwa atlet-atlet kita berasal dari agama dan etnis yang berbeda dan kita tidak persoalkan hal ini. Kalaupun keturunan Tionghoa tidak dipersoalkan tetapi begitu urusan politik dipertanyakan,” tambahnya.
Leave a Reply