JAKARTA, LASPELA– Situasi perekonomian yang tidak kunjung membaik, menurut Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, merupakan momentum tepat untuk menggenjot infrastruktur. Karenanya, kendati penerimaan negara seret, belanja infrastruktur harus didahulukan.
“Pemerintah menggejot betul infrastruktur, apakah mengundang investasi luar atau menggunakan APBN, kenapa infrastruktur? Karena mengundang investasi lain sekarang tidak mudah, orang akan bepikir mau dijual kemana hasilnya. Kalau memilih infrastruktur itu ada beberapa keuntungan,” kata Darmin, Rabu (3/8) malam.
Keuntungan pertama, menurutnya, ialah mengundang pemilik dana dalam jumlah besar yang berinvestasi jangka panjang. “Pertimbangannya bukan jangka pendek, Anda bangun pembangkit listrik hasilnya bisa 5-6 tahun kemudian. Anda bangun tol, pembebasan lahan saja bisa 3-4 tahun,” jelas Darmin.
Keuntungan kedua, sebutnya, ialah infrastruktur akan memancing investasi-investasi lainnya. Inilah, menurut Darmin, yang membuat pemerintah fokus menggenjot infrastruktur dalam 12 paket deregulasi yang sudah dikeluarkan secara bertahap di waktu lalu.
“Ada instrumen dan irama pertumbuhannya, saya mencoba lihat data terakhir, ekonomi sudah menggeliat, kalau ditarik ke belakang memang belum kelihatan, akan tetapi kenapa kita bisa ke dalam arus dunia melambat karena kita menggenjot infrastruktir,” sahut Darmin.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan fokus utama pemerintah saat ini adalah memperbaiki perkonomian, kalaupun target pertumbuhan tidak tercapai.
Artinya, Agus melihat langkah memotong anggaran memamg bijaksana meskipun nantinya akan menghadapi tantangan yang sulit. “Di pandangan awal saya, kalau pemerintah melakukan pemotongan anggaran adalah keputusan yang bijaksana. Tentu tantangannya adalah memotong anggaran Rp133 triliun itu tidak sederhana. Karena waktu APBN-P 2016 itu rencana memotong Rp50 triliun, tapi realisasinya tidak berhasil memotong Rp55 triliun,” cetus Agus.
Pos pemotongan ini diakui Agus memang belum dibicarakan lebih jauh, tetapi dirinya berharap pemotongan tidak dilakukan pada pos sektor strategis, seperti infrastruktur. “Itu harus kordinasi, tentu yang tidak prioritas (yang dipotong), tapi secara umum itu akan membuat fiskal kita jadi lebih mungkin,” pungkasnya.
Sumber: MediaIndonesia