Program Sambang Desa Polres Bateng Bermanfaat Untuk Masyarakat

AKBP Frengky yushandy, S.IK berikan sarana kontak kepada warga Desa Tanjung pura (foto Roni)
Barisan kapal nelayan Pulau Nangka (foto Roni)
Barisan kapal nelayan Pulau Nangka (foto Roni)

SUNGAISELAN, LASPELA— Kepolisian Resort (Polres) Bangka Tengah (Bateng) laksanakan program Sambang Desa hingga ke Pulau terluar ujung Barat Kabupaten Bangka Tengah (Bateng), yakni Pulau Nangka Desa Tanjung Pura, Kecamatan Sungaiselan.

Bertolak dari Markas Polres Bateng dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam, rombongan yang dipimpin langsung oleh Kapolres Bateng, AKBP Frengky Yushandy, S.IK pada Rabu (27/07/2016) tiba di Kantor Desa Tanjung Pura sekitar pukul 11.00 Wib. Pada kesempatan tersebut, rombongan di sambut oleh aparat Desa setempat.

Bertempat di kantor Desa Tanjung pura, AKBP Frengky memberikan arahan kepada aparat Desa, terkait program kerja Polres Bateng, seperti Pembinaan Masyarakat (Binmas). implementasinya, yakni sekarang pihaknya telah menempatkan Bhayangkara Pembinaan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) di setiap Desa/kelurahan wilayah hukum Polres Bateng.

Selain membina dengan memberikan pemahaman mengenai hukuman bagi mereka yang melanggar aturan perundang-undangan, Bhabinkamtibmas yang merupakan anggota kepolisian juga wajib menyelesaikan semua permasalahan masyarakat mulai dari skala kecil, seperti kenakalan remaja ataupun Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang masih bisa di bina.

Setelah arahan, AKBP Frengky memberikan sarana kontak berupa peralatan Olah raga Volly ball untuk masyarakat Dusun Tanjung Tedung Desa Tanjung Pura dan belasan jaket pelampung kepada masyarakat Dusun Pulau Nangka Desa Tanjung Pura.

“Peralatan olah raga ini kami berikan, agar aktifitas masyarakat Desa Tanjung Pura hari-harinya di isi dengan kegiatan olah raga. Melalui olah raga, tubuh akan sehat dan olah raga menjadi wadah masyarakat bersosialisasi antara satu dengan lainnya,”kata AKBP Frengky dihadapan masyarakat Tanjung Tedung dan aparat Desa setempat.

Setelah berjumpa dengan masyarakat Dusun Tanjung Tedung, AKBP Frengky di dampingi polisi berpangkat perwira lainnya bersama aparat Desa Tanjung pura bertolak ke Pelabuhan Tanjung Tedung, dari sana mereka menggunakan Perahu motor atau sering di sebut “Getek” menuju Pulau Nangka. Dengan memakan waktu sekitar 7 menit, akhirnya rombongan datang meyambangi ratusan warga Pulau Nangka.

Mengingat pertemuan non formil,  Disana AKBP Frengky langsung melakukan dialog sembari bercengkarama dengan masyarakat. Orang nomor satu dalam hal penegakan hukum di Bumi Selawang Segantang tersebut sempat bertanya kepada warga, terkait gangguan Kamtibmas seperti apa yang menonjol di Pulau Nangka.

“Bapak-bapak, ibu-ibu. Saya mau tanya, kasus kriminal apa yang pernah terjadi di Pulau nangka ini,”ungkap AKBP Frengky.

“Tidak ada pak, aman-aman saja. Kadang-kadang hanya KDRT yang cepat ditangani oleh aparat Desa dengan Bhabinkamtibmas,”seru warga dengan kompak sembari tersenyum bangga ada Perwira Polisi yang datang menjadi tamu mereka.

Kapolres Batengpun langsung menyambung dialog tersebut dengan permintaan agar masyarakat jangan takut melaporkan tindak kejahatan kepada Polisi. Tugas daripada Polisi, selain menegakan hukum yakni Melayani, Melindungi dan Mengayomi masyarakat.

“Kami akan selalu ada untuk Masyarakat,”ujarnya.

Dari 104 Kepala Keluarga (KK) masyarakat Dusun Nangka, 60 Persennya adalah warga yang berprofesi sebagai Nelayan. Usai berdialog, AKBP Frengky memberikan sarana kontak berupa jaket pelampung kepada mereka. Setelah itu, kegiatan Sambang Desa berlanjut pada kegiatan pemantauan dengan mengitari Pulau Nangka, yang luasnya mencapai 16 ribu hektare.

AKBP Frengky YUshandy, S.IK mengendarai sepeda motor mengitari pulau nangka (foto roni)
AKBP Frengky YUshandy, S.IK mengendarai sepeda motor mengitari pulau nangka (foto roni)

AKBP Frengky saat itu berkesempatan menunggangi sepeda motor milik warga setempat. Dengan menyusuri jalan setapak menghantarkan rombongan ke titik terakhir di villa atau rumah singgah milik Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bateng. Pada kesempatan itu, rombongan melihat situasi dan kondisi Pulau Nangka dari sisi ancaman gangguan Kamtibmas ataupun pelanggaran hukum lainnya.

Ditengah-tengah pengitaran Pulau Nangka, AKBP Frengky mengetahui mesin pompa air milik villa rusak. AKBP Frengky kemudian memberikan sejumlah uang kepada Kepala Dusun Pulau Nangka, M.Ali untuk membeli mesin baru. Ia menginginkan setiap pengunjung yang menggunakan fasilitas umum berupa WC di villa kedepannya tidak lagi susah mencari air bersih.

Usai melaksanakan kegiatan sambang Desa, kepada LASPELA. AKBP Frengky mengatakan bahwa program sambang Desa merupakan rutinitas yang dilakukan Polres Bateng setiap minggu. Semua Desa/kelurahan bakal di kunjungi, sesuai jadwal. Sambang Desa sendiri bermanfaat bagi masyarakat, terutama pehaman masalah hukum dan Kamtibmas.

“Inti dari Program sambang Desa, yakni membina masyarakat agar selalu bersama menjaga Kamtibmas di Desa masing-masing. Untuk Sarana kontak yang diberikan merupakan bantuan bermanfaat bagi masyarakat luas, karena akan menjadi sarana bersosialisasi dan menjalin silaturahmi,”kata AKBP Frengky.

Nelayan: Terima Kasih Baju Pelampungnya

Salah seorang nelayan Pulau Nangka, Predi (foto roni)
Salah seorang nelayan Pulau Nangka, Predi (foto roni)

Salah seorang Nelayan Pulau Nangka, Predi (34) mengucapkan terimakasih atas bantuan baju pelampung yang di berikan AKBP Frengky melalui program sambang Desa Polres Bateng, keselamatan jiwa mereka telah di pedulikan.

“Kami merasa terbantukan dengan adanya bantuan baju pelampung tersebut, terutama melaut disaat kondisi cuaca sedang buruk,”kata Predi kepada LASPELA.

Predi bercerita bahwa selama ini, Nelayan selalu menganggap sepeleh masalah fasilitas pengaman saat pergi kelaut. Contoh hal kecil, kebiasaan selama ini para nelayan bergantung pada deriken kosong menggantikan baju pelampung, saat kapal tenggelam di hantam ombak atau faktor angin.

“Tidak sadar Direken kosong mudah terhanyut di bawa ombak, dan selama ini membuat nelayan meninggal dunia karena kelelahan berenang mengejar deriken kosong untuk bisa digunakan sebagai alat mengapung sembari menunggu bantuan datang. Nah, beda halnya dengan baju pelampung yang selalu terpasang di tubuh para nelayan, kalau kapal tenggelam membuat nelayan selalu mengapung di lautan,”katanya.

Mengetahui manfaat besar baju pelampung. Predi berjanji akan mensosialisasikannya kepada para nelayan. Bantuan ini diyakini akan merangsang para nelayan untuk membelinya ke tokoh-tokoh, lalu menghilangkan budaya menjadikan Direken sebagai sarana pelampung ketika kapal tenggelam.

“Terimakasih bantuan baju pelampungnya,” pungkas Predi. (Ron)