Ahok lu ibarat Bruce Lee
bertindak keras namun suci
walau kadang bikin sakit hati
para preman di birokrasi
(thejakartapost.com)
PUISI untuk Ahok itu ditulis oleh pecinta Ahok Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI asal Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung. Puisi itu menyanjung Ahok yang sangat cinta ibu pertiwi kendati ia Tionghoa.
Dalam puisi itu Ahok sangat dibanggakan dan sekaligus dipertentangkan dengan “para pejabat sampah”, pengeruk harta negara yang kabur ke Singapura, berpesta pora di atas penderitaan rakyat. Sebagai warga Babel kita bangga memiliki Ahok yang bisa memimpin DKI dan menjadi Gubernur Kerja.
Selain puisi, pujian kepada Ahok dikonfirmasi melalui hasil survey. Beberapa hari lalu Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyampaikan hasil survei menjelang Pilkada DKI 2017. Salah satu hal yang disurvei terkait keinginan warga DKI untuk dipimpin kembali oleh gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Hasil survei menunjukkan bahwa 58 persen warga DKI Jakarta menginginkan Ahok kembali menjadi gubernur DKI periode 2017-2022. Persentase tersebut meningkat 9 persen dari hasil survei SMRC yang dilakukan pada Agustus 2015 lalu, yakni 49 persen.
Sementara itu, ada 33 persen warga DKI yang tidak ingin Ahok kembali menjadi gubernur. Persentase tersebut turun dibandingkan dengan survei pada Agustus 2015 lalu yang persentasenya 40 persen.
Survey itu mengatakan, keinginan warga agar Ahok kembali memimpin Ibu Kota tidak lepas dari tingkat kepuasan warga terhadap kinerja Ahok selama menjadi gubernur. Mayoritas warga, 69,7 persen sudah merasa puas dengan kerja Ahok selama ini.
Tingkat kepuasan warga terhadap kinerja Ahok menjadikan elektabilitas Ahok semakin meningkat jelang pemilihan gubernur dan wakil gubernur pada Februari 2017. Dalam simulasi terbuka tanpa memberikan nama tokoh, Ahok menjadi top of mind dengan elektabilitas 36,6 persen.
Sementara dalam simulasi semiterbuka dengan memberikan 22 nama tokoh, elektabilitas Ahok mencapai 53,4 persen.Dibandingkan survei bulan Agustus 2015, elektabilitas kepada Ahok naik cukup tinggi. Survei ini menemukan bahwa kenaikan ini terkait dengan membaiknya persepsi pemilih DKI Jakarta terhadap kinerja Ahok.
Dalam survey SMRC yang dilaksanakan pada 24-29 Juni 2016 itu, tingkat penerimaan publik berbanding lurus dengan tingkat kepuasan mereka terhadap kinerja Ahok.
***
BRUCE LEE pernah mengungkapkan kata-kata bijaknya: “Kehidupan yang sesungguhnya adalah hidup untuk orang lain.” Ahok juga merupakan man for others. Mahkota yang sekarang diperolehnya merupakan buah-buah kinerja yang ia wujudkan dari waktu ke waktu, dari hari ke hari.
Cara kerja Ahok mengingatkan kita pada filosofi kerjanya Kahlil Gibran dalam The Prophet; “Kau bekerja supaya langkahmu seiring irama bumi, serta perjalanan roh jagad ini.
Berpangku tangan menjadikanmu orang asing bagi musim serta keluar dari barisan kehidupan sendiri; yang menderap perkasa, megah dalam ketaatannya, menuju keabadian masa.
Bila bekerja engkau ibarat sepucuk seruling, lewat jantungnya bisikan sang waktu menjelma lagu. Siapa mau menjadi ilalang dungu dan bisu, pabila semesta raya melagukan gita bersama?
Saat bekerja, engkau memenuhi sebagian cita-cita bumi yang tertinggi. Dengan selalu menyibukkan diri dalam kerja, hakekatnya engkau mencintai kehidupan.
Mencintai kehidupan dengan bekerja, adalah menyelami rahasia hidup yang paling dalam. Segala pengetahuan adalah hampa, kecuali jika ada pekerjaan. Dan segenap pekerjaan adalah sia-sia, kecuali jika ada kecintaan.
Jikalau kau bekerja dengan rasa cinta, engkau menyatukan dirimu dengan dirimu Kausatukan dirimu dengan orang lain, dan sebaliknya, serta kaudekatkan dirimu kepada Tuhan.
Dan apakah yang dinamakan bekerja dengan rasa cinta? Laksana menenun kain dengan benang yag ditarik dari jantungmu, seolah-olah kekasihmulah yang akan mengenakan kain itu.
Bagai membangun rumah dengan penuh kesayangan, seolah-olah kekasihmulah yang akan mendiaminya di masa depan. Seperti menyebar benih dengan kemesraan, dan memungut panen dengan kegirangan, seolah-olah kekasihmulah yang akan makan buahnya kemudian.”
***
APAKAH Ahok “Salmon” dari Babel itu tetap diinginkan “bekerja” sebagai gubernur DKI oleh rakyat pemilih DKI? Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) melakukan simulasi jika Ahok, sapaan Basuki, head to head dengan beberapa tokoh yang selama ini digadang-gadang akan maju pada Pilkada DKI 2017.
Simulasi jika Ahok berhadapan dengan Yusuf Mansur. Ahok dipilih 59,6 persen responden, Yusuf Mansur 22,3 persen responden, dan sebanyak 18,1 persen menjawab tidak tahu atau belum menjawab.
Simulasi jika Ahok berhadapan dengan Abraham “Lulung” Lunggana. Ahok dipilih oleh 63,4 persen, Lulung 13,3 persen dan tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 23,3 persen.
Simulasi jika Ahok berhadapan dengan Djarot Saiful Hidayat. Ahok dipilih oleh 63,0 persen, Djarot 15,5 persen dan tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 21,5 persen.
Simulasi jika Ahok berhadapan dengan Sandiaga Uno. Ahok dipilih oleh 61,0 persen, Sandiaga 19,2 persen dan tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 19,8 persen.
Simulasi jika Ahok berhadapan dengan Sjafrie Sjamsoeddin. Ahok dipilih oleh 62,8 persen, Sjafrie 15,9 persen dan responden tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 21,3 persen.
Simulasi jika Ahok berhadapan dengan Risma. Ahok dipilih oleh 58,4 persen, Risma 26,6 persen dan tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 15,0 persen.
Simulasi jika Ahok berhadapan dengan Yusril Ihza Mahendra.Ahok dipilih oleh 59,4 persen responden, Yusril 26,3 persen responden dan tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 14,3 persen.
LAST BUT NOT LEAST. Ternyata survey juga membuktikan serta mengajarkan kepada kita bahwa pemimpin yang benar-benar bekerja akan diberi previlege, semacam keistimewaan perlakuan dari masyarakat. Warga DKI akan tetap memilih Ahok baik saat Ahok memilih jalur independen bersama teman Ahok maupun menggunakan jalur partai.
Previlege lainnya adalah teman Ahok pun rela manakala Ahok menggunakan jalur partai dan bukan jalur independen yang sudah diprakarsai oleh teman Ahok. Bahkan teman Ahok mengatakan, “Dari awal, teman Ahok misinya adalah menjadikan Ahok gubernur. Itu saja.”
Di antara sejumlah previlege itu, tentu Ko Ahok harus tetap waspada, karena pemilih DKI dinamis dan harus mempertimbangkan kejadian-kejadian apa yang akan terjadi hingga hari H nanti. Semoga!