NAMANG, LASPELA– Provinsi Kepulauan Bangka Belitung punya jutaan pesona alam serta keindahan pantainya. Tak ayal, banyak Produsen dan Sutradara papan atas tanah air pun terpukau sehingga mulai berdatangan untuk memanfaatkan dan mengangkat wisata kearifan lokal Babel tersebut.
Dalam dua bulan belakangan ini, ada dua film utama yang sedang diproduksi di Bangka Belitung yang masing-masing akan ditayangkan secara Nasional dan Regional (Indonesia dan Malaysia). Adapun film pertama yang sedang digarap dan dalam proses finishing adalah “Bintang di Langit Belitong” yang akan segera tayang perdana, serta film “Destiny” yang masih dalam proses syuting.
Keduanya mengambil latar alam dan lanskap Bangka Belitung dalam film yang bertabur bintang top tersebut. Kedua film ini diakui sejalan dengan program Pemerintah, Kabupaten/Kota dalam pengembangan parawisata di Provinsi Kepulauan Babel.
Film merupakan bagian dari ekonomi kreatif, dan ekonomi kreatif adalah bagian tak terpisahkan dari sektor pariwisata. Kedua film ini mengambil adegan di obyek wisata unggulan Babel, maka sudah dipastikan akan banyak penonton yang tertarik datang dan melihat nantinya. Film ini juga akan memberikan dampak positif kepada masyarakat disekitar lokasi syuting karena citra daerah dan popularitasnya ikut terangkat.
Karenanya, Kadis Pariwisata Pemprov Babel, HK A Tajuddin, merasa bangga karena ada beberapa daerah menjadi lokasi pembuatan film Destiny. Tepatnya di wilayah Namang dan Manumbing, keduanya pun masuk dalam rencana kawasan wisata terpadu.
Babel Paling Tinggi Dikunjungi Wisatawan
Ini kehormatan berikutnya, karena Babel hingga April 2016, adalah provinsi yang paling tinggi raihan wisatawan nusantara dan mancanegara se-Indonesia. Sudah mencapai 80% dari target satu tahun terdongkrak even Gerhana Matahari Total (GMT) di Belitung dan Pantai Desa Terentang Bangka Tengah (09/03).
Kedua film kian sejalan programnya mengangkat potensi wisata Bangka Belitung sehingga nama baik Babel terus naik dan dilirik para investor. “Saya berharap film ini akan mengangkat Babel lebih dikenal wisatawan domestik dan mancanegara,” ungkap Tajuddin kepada Laspela, Minggu (22/05/16).
Pembuatan film ini murni dari pihak swasta sedangkan dari pemerintah daerah mensupport dari sisi perizinan dan fasilitas lainnya untuk kelancaran pembuatan film ini. “Kedua film ini dibiayai oleh pihak swasta sementara pemerintah daerah memberikan support dari sisi perizinan dan fasilitas lainnya,”ujar Tajuddin.
40 persen lokasi shoting film karya sutradara Walmur Sitohang ini mengambil latar belakang kekayaan alam Bangka. Dengan durasi 90 menit, film bertema percintaan ini dibintangi sederet bintang film kawakan seperti Egi Fedly, Monica Oemardi,Dewi Yull dan Saiful (adik kandung Siti Nurhaliza).
Sementara itu, produser film Destiny, Angelina mengungkapkan, latar belakang dibuatnya film ini memberikan pemahaman bahwa budaya dan tradisi Melayu memiliki nilai kearifan kehidupan. “Budaya Melayu dibalut kisah cinta ini penuh pesan moral bahwa suku dan tradisi Melayu sungguh memiliki nilai moral yang tinggi,”ujarnya.
Saat ini, pengerjaan film ini sudah mencapai 50 persen dan dijadwalkan beberapa bulan kedepan rampung, Destiny dirilis di 60 kota di Indonesia. Selain Indonesia, film ini juga akan ditayangkan di Malaysia selama14 hari tayang di Kualalumpur.
“Sudah dipastikan film ini akan menarik para wisatawan untuk berkunjung ketempat-tempat lokasi syuting dimana film ini diambil,”ungkap Angelina.
Selain Destiny, ada juga film “Bintang di Langit Belitong” produksi Visitama Citra Sinema yang akan segera tayang. “Alhamdulilah kita patut bangga dan bahagia, setelah film Laskar Pelangi (2008) dan Sang Pemimpi (2013), Bumi Serumpun Sebalai tahun ini kembali menjadi pilihan insan film nasional,”ungkap Tajuddin.
Menurut dia, kebanggaan melambung karena film ini juga dibintangi artis papan atas seperti dua aktris cantik, Dea Imut dan Angel Karamoy. Kemudian Dwi Yan (aktor senior bintang film Keluarga Markum), dan aktor antagonis kawakan Agus Melaz.
Yang lebih membahagiakan, salah satu pemeran utamanya adalah putra Belitung, Leo Frangky. Termasuk sutradaranya, Sofyan Effendi, juga berasal dari Belitung. “Indahnya Bangka Belitung selain jadi pilihan wisatawan, juga menjadi pilihan insan perfilman dalam membangun ekonomi kreatif, dan juga peran serta media dalam publikasi yang masif dapat menarik perhatian masyarakat untuk menonton dan melihat secara langsung proses pembuatannya,”pungkasnya.(hfe)