“Dengan adanya kegiatan advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Pusat Informasi Konseling (PIK) bagi Remaja/Mahasiswa tentang kesehatan reproduksi, remaja dapat memahami dan menerapkan perilaku sehat dalam kehidupan guna mencapai TEGAR remaja dalam rangka TEGAR keluarga guna mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera”.
(Akhmad Mukhsin, Asisten Administrasi Umum Sekda Bangka)
SUNGAILIAT, LASPELA–Masa remaja merupakan masa peralihan masa anak–anak menuju dewasa. Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan masa selanjutnya. Hal tersebut dikatakan Asisten Administrasi Umum Sekda Bangka Akhmad Mukhsin, ketika membuka Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Pusat Informasi Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK R/M) di gedung Wanita Sungailiat, Selasa (10/5) lalu.
Dijelaskannya, Bank Dunia menyebut masa remaja sebagai masa transisi yang terbagi menjadi 5 bagian (youth five transitions), yakni melanjutkan sekolah (continue learning), mencari pekerjaan (start working), memulai kehidupan berkeluarga (form families), menjadi anggota masyarakat (execise citizenship), mempraktekkan hidup sehat (practice healthy life).
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 jumlah remaja umur 10–24 tahun sangat besar, yaitu sekitar 64 juta atau 27,6 % dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta saat itu. Untuk kabupaten Bangka, berdasarkan laporan data agregat penduduk semester pertama tahun 2015 dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, jumlah remaja umur 10 – 24 tahun berjumlah 79.291 jiwa atau 25,7 % dari seluruh jumlah penduduk kabupaten Bangka berjumlah 308.243 jiwa.
Melihat jumlahnya yang fantastis, maka remaja sebagai generasi penerus bangsa perlu dipersiapkan menjadi manusia sehat secara jasmani, rohani, mental dan spiritual. Disamping jumlahnya yang besar, remaja juga mempunyai permasalahan komplek seiring transisi yang dialaminya. Menurut Akhmad Mukhsin, masalah yang menonjol di kalangan remaja misalnya masalah seksualitas (kehamilan tak diinginkan dan aborsi), terinfeksi penyakit menular seksualitas (PMS, HIV dan AIDS), penyalahgunaan Napza dan sebagainya.
Salah satu upaya mengatasi masalah remaja diantaranya melalui pusat informasi dan konseling (PIK) remaja. PIK remaja adalah salah satu wadah kegiatan program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja (PKBR) yang dikelola dari, oleh, dan untuk remaja, guna memberikan pelayanan informasi dan konseling kesehatan reproduksi serta penyiapan kehidupan keluarga. Program PKBR atau Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja yang dilaksanakan berkaitan dengan bidang kehidupan yang kelima dari transisi kehidupan remaja, yakni mempraktekkan hidup secara sehat (Practice Healthy Life).
Empat bidang kehidupan lain yang bakal dimasuki remaja sangat ditentukan berhasil tidaknya mereka mempraktekkan kehidupan yang sehat. Dengan kata lain, apabila remaja gagal berprilaku sehat, kemungkinan remaja bersangkutan akan gagal pada empat bidang kehidupan lain.
Dengan adanya kegiatan advokasi dan Komunikasi Iformasi Edukasi (KIE) Pusat Informasi Konseling (PIK) bagi Remaja/Mahasiswa tentang kesehatan reproduksi, remaja dapat memahami dan menerapkan perilaku sehat dalam kehidupan guna mencapai TEGAR remaja dalam rangka TEGAR keluarga guna mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.
“Saya berpesan kepada peserta advokasi dan KIE PIK remaja/mahasiswa agar dapat mengikuti kegiatan ini dengan serius dan sepenuh hati karena masa depan bangsa terletak di pundak remaja selaku generasi penerus. Jadilah generasi sehat, cerdas dan ceria,” ujar Mukhsin berharap.
Sementara panitia pelaksana, Isanita menjelaskan, kegiatan itu dimaksudkan membantu remaja agar Tegar dari resiko Triad KRR, dan memiliki status sistem reproduksi sehat melalui peningkatan komitmen, pemberian informasi, pelayanan konseling, rujukan dan pendidikan kecakapan hidup, serta kegiatan – kegiatan penunjang lainnya.
Dengan tujuan meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak–hak reproduksi, meningkatkan derajat kesehatan reproduksi, mempersiapkan kehidupan berkeluarga dalam mendukung upaya peningkatan kualitas generasi mendatang. Sedangkan peserta yang mengikuti kegiatan advokasi dan KIE PIK R/M tentang KRR sebanyak 70 orang terdiri dari siswa SMP, SMA, SMK, Mahasiswa Akbid dan STAIN yang merupakan anggota PIK R/M Kabupaten Bangka.
Adapun narasumber yang hadir merupakan perwakilan dari Badan Keluarga Berencana Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan kabupaten Bangka serta materi yang diajarkan meliputi pengelolaan dan pengembangan PIK, HIV AIDS, TRIAD KRR, Narkoba. [tom]