Muntok, LASPELA – Masyarakat yang tergabung dalam Forum Peduli Menumbing Muntok (FDM2) siap menuntut pelaku tambang timah illegal yang berani menambang di kawasan Menumbing untuk di bawa ke jalur hukum.
Salah satu anggota FDM2, Yanto mengaku nuraninya terpanggil saat mengetahui ancaman bencana alam melanda kota Muntok, kalau kawasan hutan menumbing di tambang oleh oknum masyarakat tak bertanggung jawab.
“Kita semua tahu, bukit menumbing merupakan pengendali ekosistem alam dan mahluk hidup sekitarnya. Kalau pengendali sudah rusak, maka apa yang di kendalikannyapun ikut porak poranda,” kata Yanto kepada LASPELA, Minggu(24/06/2016).
Yanto mengungkapkan aktifitas tambang dilakukan pelaku TI illegal pada malam hari, menggunakan mesin mini. Kegiatannya terorganisir, saat dilakukan razia maka pelakunya kabur karena sudah bocor.
“Beberapa bulan belakangan, kami bersama Polri dan Satpolpp Babar berhasil amankan 10 unit alat TI milik penambang illegal,” ujarnya
Selain pola menyemprotkan tanah menggunakan mesin. Pelaku TI Illegal ini juga ada yang menggali tanah secara manual hingga kedalaman 20 meter menggunakan cangkul. Tanah bercampur timah didapatkan tersebut nantinya dicuci hingga menghasilkan biji timah.
“Kalau pola manual ini, mereka menambangnya sudah di badan bukit menumbing bukan kakinya lagi,”ungkap Yanto.
Menurut Yanto, dari informasi yang ia peroleh, bahwa penambang ini bukanlah penduduk asli
kelurahan Tanjung maupun kelurahan Sungai Daeng Kota Muntok. Mereka disinyalir merupakan orang luar, sebab semua warga sekitar tergabung dalam FDM2.
Selain Patroli dan melakukan pengawasan. Kata Yanto, FDM2 juga berpartisipasi melakukan kegiatan reboisasi di kawasan kritis denga cara melakukan penanaman pohon jambu monyet dan pepohonan lainnya secara rutin sesuai habitat flora bukit menumbing.
Yanto menegaskan pihaknya siap menuntut siapapun yang terbukti melakukan pengrusakan hutan di Bukit Menumbing. Sebab, Perlu di ketahui juga bahwa puncak bukit menumbing itu merupakan objek wisata sejarah, yakni sebagai tempat dimana Presiden RI Soekarno diasingkan.
Disanalah beliau merancang strategi memerdekaan sepenuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari tangan penjajah, jadi mari bersama-sama kita jaga hutan menumbing dari prilaku-prilaku oknum masyarakat tak bertanggung jawab,” pungkasnya. (ron/naf)