PANGKALPINANG, LASPELA — Alobi Foundation bersama dengan BKSDA Sumsel dan Abdul Hakim dari Manday Zoo melakukan pelepasliaran Musang Tenggalung ke habitatnya di salah satu kawasan hutan lindung di Pulau Bangka, Minggu (9/4/2023).
Pelepasliaran ini terus dilakukan oleh Alobi Foundation terhadap satwa-satwa yang berasal dari konflik, sitaan, penyerahan masyarakat, bencana alam, satwa terisolir, satwa cidera, lembaga konservasi atau penangkaran yang dinilai mampu untuk bertahan hidup di habitat alaminya.
“Tujuan pelepasliaran ini guna menjaga kelestarian satwa dilindungi dan sebagai upaya memulihkan keseimbangan ekosistem,” kata Ketua Alobi Foundation, Langka Sani.
Melalui kegiatan ini Alobi Foundation mampu menginspirasi dan meningkatkan kesadaran seluruh pihak untuk ikut serta terlibat dalam upaya penyelamatan dan pelestarian satwa liar.
Sebelumnya, Musang Tenggalung ini didapat Alobi setelah mengevakuasi Musang tersebut di pemukiman warga.
“Kemarin kami dapat laporan adanya satu ekor musang tenggalung yang memasuki pemukiman warga. Menanggapi laporan tersebut, Tim Alobi Foundation segera mendatangi lokasi tersebut untuk melakukan langkah evakuasi dan melakukan pengecekan kesehatan,” ujarnya.
Musang Tenggalung yang berhasil dievakuasi oleh Alobi Foundation kemudian dibawa ke Pusat Penyelamatan Satwa Alobi Babel Kampoeng Reklamasi Timah Jangkang untuk selanjutnya dilakukan medical check up oleh Dokter Hewan Alobi.
Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk melihat kondisi kesehatan musang tenggalung secara keseluruhan. Pemeriksaan yang dilakukan menunjukkan hasil yang baik, yang mana musang tenggalung ini dinyatakan 100% dalam kondisi sehat dan akan segera dilepasliarkan ke habitatnya pada hari itu juga.
Musang Tenggalung yang juga dikenal dengan nama Tenggalung Malaya memiliki nama latin Viverra tangalunga yang termasuk dalam famili Viverridae. Musang tenggalung termasuk dalam daftar IUCN ( International Union for Conservation of Nature) digolongkan sebagai satwa berstatus Least Concern. Meskipun satwa ini merupakan satwa asli Indonesia, satwa ini juga dapat dijumpai di Filipina dan Malaysia. Musang Tenggalung dianggap sebagai salah satu musang yang mudah dibedakan, dengan kakinya yang berwarna gelap dan bulunya yang berwarna keabu-abuan dengan totol-totol hitam di sepanjang tubuhnya.
Spesies ini hidup di malam hari, dan lebih menyukai berburu dalam kegelapan malam. Sebagai spesies omnivora, Musang Tenggalung memakan satwa invertebrata serta satwa vertebrata berukuran kecil, termasuk serangga, katak, satwa pengerat, kadal, dan ular kecil. Satwa ini juga memakan buah-buahan, telur, dan kadang akar-akaran.(rell)