KOBA, LASPELA– Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) terus mengalami pertumbuhan yang signifikan dari tahun 2018 hingga 2022. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop UKM) Bateng mencatat saat ini jumlah UMKM di daerah itu mencapai 24.666.
“UMKM kita terus tumbuh, ini merupakan bagian penting dalam pertumbuhan ekonomi dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Tahun 2018 ada 21.837 UMKM, tahun 2019 ada 22.744 UMKM, tahun 2020 ada 23.595 UMKM, tahun 2021 ada 24.088 UMKM dan tahun 2022 ada 24.666 UMKM,” kata Kepala Disperindagkop UKM Bateng, Ali Imron, Jumat (3/3/2023).
Ia mengatakan ada perbedaan skala usaha berdasarkan omzet, diantaranya usaha mikro dengan omzet tahunan maksimal Rp300 juta, usaha kecil memiliki omzet antara Rp300 juta sampai Rp2,5 miliar, dan usaha menengah memiliki omset usaha Rp2,5 miliar sampai Rp. 50 miliar.
“Hingga saat ini total usaha mikro di Bangka Tengah ada 23.571, usaha kecil ada 1.081, dan usaha menengah ada 14 usaha,” katanya.
Ia mengatakan UMKM di Bateng bergerak di 17 sektor usaha, yakni sektor pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, pengadaan listrik dan gas, pengadaan air pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, konstruksi, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor.
Selain itu ada UMKM di bidang transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan makan minum, informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, real estate, jasa perusahaan, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial dan lainnya.
“Saat ini sektor usaha mikro yang paling banyak adalah di bidang pertanian, kehutanan dan perikanan yaitu 11.632 usaha mikro, diikuti dengan sektor usaha perdagangan besar dan eceran, serta reparasi mobil dan sepeda motor sebanyak 6.291 usaha mikro,” kata Ali. (Jon)