Perdagangan Besar dan Eceran Dominasi Struktur Perekonomian Pangkalpinang

PANGKALPINANG, LASPELA – Struktur ekonomi di Kota Pangkalpinang didominasi oleh sektor perdagangan besar dan eceran. Sektor ini menopang ekonomi tertinggi di ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

“Sebagian besar struktur perekonomian Pangkalpinang dikuasai oleh kategori perdagangan besar dan eceran. Reparasi mobil dan sepeda motor dimana pada tahun 2021 memiliki dominasi perekonomian hingga 24,58 persen,” kata Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda Litbang) Pemkot Pangkalpinang,
Yan Rizana,  dalam rapat rencana pembangunan daerah, di OR Kantor Wali Kota, Rabu (8/2/2023).

Selanjutnya, sektor Industri pengolahan dan kontruksi merupakan sektor kedua dan ketiga terbesar dalam menunjang perekonomian Kota Pangkalpinang dengan kontribusi masing-masing sebesar 17,19 persen dan 11,49 persen.

Pada rapat tersebut, Yan membeberkan beberapa angka struktur ekonomi hingga kemiskinan di Kota Pangkalpinang. Data dan angka ini, menjadi pedoman Bappeda Litbang dalam merencanakan pembangunan daerah tahun 2024-2026.

Ia menyebutkan, struktur produk domestik regional bruto (PDRB) dan laju pertumbuhan menurut lapangan usaha, untuk kontribusi terbesar ialah perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan sepeda motor 24,59 persen.

Lalu, industri pengolahan 17,19 persen dan konstruksi 11,49 persen. Tahun 2021 semua lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif dan industri pengolahan sebagai kontributor utama tumbuh positif 29,45 persen.

Sementara pertumbuhan terbesar ialah industri pengolahan 29,45 persen, jasa kesehatan dan kegiatan sosial 15 persen dan penyediaan akomodasi dan makan minum 10,49 persen.

Untuk Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) tahun 2017 hingga 2021 ialah LPE mengalami penurunan drastis di tahun 2020 sebesar -3, 01 persen akibat pandemi. Namun di tahun 2021 mengalami kenaikan signifikan naik secara drastis sebesar 9,27 persen yang didominasi oleh sektor perdagangan, sektor industri pengolahan dan sektor kontruksi.

Indeks Gini Kota Pangkalpinang selama 2021 mengalami kenaikan sebesae 0,300. Namun pada tahun 2022 terjadi penurunan indeks Gini menjadi 0,268 yang mengindikasi penurunan kesenjangan kesejahteraan masyarakat Pangkalpinang.

Untuk tingkat pengagguran Kota Pangkalpinang di 2020 naik secara drastis yang sebelumnya 6,93 persen dikarenakan covid-19 yang melanda, sedangkan 2021 hingga 2022 angka pengangguran kembali mengalamai penurunan.

“Tingkat kemiskinan Kota Pangkalpinang tahun 2018 hingga 2022 mengalamai fluktuasi dengan peningkatan ditahun 2020 dan 2021, sebagai hasil dari upaya pemulihan pasca pandemi, pada tahun 2022 angka kemiskinan kembali menurun sebesar 4,55 persen,” tutupnya. (dnd)