MERAWANG, LASPELA – Menyandang gelar sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Bangka Belitung (UBB), Prof Dr Ibrahim Bintang merasa bahwa segala pencapaian yang diterima ini, semua karena kedua orang tua.
Sebelum dikukuhkan sebagai Guru Besar dan profesor pertama di UBB, Ibrahim pada akun media sosial instagram mengunggah video berdurasi 32 detik, pada 16 Januari 2023 lalu.
Postingan ini bikin haru sekaligus memotivasi untuk terus belajar dan belajar. Dalam video dengan backsound lagu Andmesh Kamaleng berjudul Hanya Rindu itu, Ibrahim mengungkapkan terima kasih kepada kedua orangtuanya atas keberhasilannya tersebut.
Pada cuplikan video itu, terlihat Ibrahim mengenakan baju hitam dengan kopiah sambil menunduk di dekat kuburan sangat ayah, yang diatasnya ada sebuah kertas.
Dia menuliskan pada caption foto itu, “Wahai engkau lelaki hebat bernama Bintang. Aku tahu, bahwa selama hidupmu engkau bahkan tak pernah punya selembar ijazah pun. Hari ini, izinkan aku menghadap pusaranmu, ingin sekali kutunjukan selembar kertas ini padamu,” sebutnya.
“Lalu maukah engkau mendengar kisahku selepas pergimu 19 tahun lalu itu? Tentang perjuangan hidup yang didalamnya selalu ada rindu akan kasihmu,” sambung Ibrahim dalam postingannya.
Lalu di tempat terpisah, Ibrahim memperlihatkan bahwa dirinya sedang bersalaman sungkem dengan sang Ibu di samping terlihat juga sebuah kertas.
Pada foto itu dituliskan, “Dan emak, konon engkau pernah punya ijazah SD, meski kami tak pernah melihatnya. Ah, itu tak penting Mak. Tahukan engkau Mak, bahwa dengan doamu yang melangit, semesta mengamini? Bukan aku yang hebat Mak, tapi engkau. Kau lah Maha Guru yang Besar : Besar cinta, jiwa dan asa. Begitulah tulis Ibrahim.
Ketika dikonfirmasi usai dikukuhkan sebagai Guru Besar, Ibrahim menegaskan bahwa keberhasilan yang ia raih adalah buah dari doa dan semangat kedua orang tuanya.
“Yang hebat bukan saya, tapi orang tua saya yang telah memberikan saya kehidupan, ketabahan dan keteguhan untuk terus bekerja untuk institusi dan terus berkarya. Saya yakin dan percaya, kalau kita serius, InsyaAllah kita bisa mendapatkan sebuah proses yang sesuai dengan target yang diharapkan,” ujarnya, Rabu (25/1/2023).
Baginya, menjadi seorang profesor bukanlah cita-citanya, karena dirinya berasal dari keluarga yang kurang memiliki pendidikan tinggi. Ibu dan ayahnya bukan orang yang berpendidikan tinggi, tetapi Ibrahim dengan tekad semangat dan dorongan kedua orang tua dan keluarganya mampu meraih gelar profesor.
“Ibu hanya lulusan SD, bahkan ayah tidak lulus SD, kemudian kakak-kakak saya sebagian besar tamat SD, dan saya sendiri bisa mendapat gelar ini,” ucapnya.
“Jadi yang hebat itu bukan saya tapi orang tua saya, dan saya ucapkan terimakasih kepada ayah yang telah berpulang ke Rahmatullah belasan tahun lalu. Tanpa beliau saya tidak akan bisa sampai ke titik ini,” tambahnya.(chu)