PANGKALPINANG, LASPELA – Persoalan yang dialami oleh pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pinang Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), yang mana kondisi ini di perusahaan sendiri diibaratkan sebagai penyakit kronis yang tak pernah sembuh dan kian bertambah parah.
Mulai dari kebocoran pipa, kemalingan, aset yang usang sudah menjadi lagu lama yang selalu disampaikan oleh PDAM Tirta Pinang Kota Pangkalpinang.
Bahkan, kondisi ini tak saja membuat pelanggan kesal, Plt Direktur PDAM Tirta Pinang, Ervani pun mengaku kesal dengan kondisi yang terjadi, apalagi akibat ulah oknum yang beberapa kali mencuri clamp pipa PDAM dan juga akibat pekerjaan proyek di belakang Kanwil Kemenag Babel.
“Tapi itu terjadi karena sering berulang dan kesal juga, satu sisi memang wajar lah pelanggan kesal, kami juga punya rumah di Seruni, anak dan bayi, paham lah keluhan warga gimana,” sebut Ervani, Rabu (14/12/2022).
Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi clamp pipa kembali dicuri, pihaknya akan melakukan pengelasan secara permanen terhadap bagian yang bocor akibat clamp atau baut mur berikut peyangga, agar tak lagi dicuri orang.
“Kami punya jembatan pipa dibawah jembatan yang ke arah Pulau Pelepas, ada di pelintasan kedua, disitu ada jembatan pipa kami, ada beberapa titik yang kami pasang clamp pipa besi, karena diambil orang. Kejadian ini berulang kembali, pegawai bilang ada sabotase, tapi kami berpikir tidak ke arah sana, bisa saja diambil tukang besi bekas,” ulasnya.
Apabila terjadi kebocoran pipa dampaknya meluas, tekanan di sekitar Kecamatan Bukit Intan drop dan akhirnya air tak mengalir ke pelanggan.
Ervani menyebutkan, pihaknya juga melakukan monitoring terhadap suplai air ke pelanggan, hanya saja diakuinya untuk menemukan permasalahan dan memperbaikinya masih lambat dan butuh waktu dua hari termasuk pemulihan baru air bisa normal kembali.
“Kami monitoring setiap saat melihat di pompa suplai, kalau manometer drop berarti ada kebocoran. Kami butuh waktu untuk survei jalur, misal punya waktu enam jam ketemu persoalannya, perbaikan butuh satu hari, dan dampak pemulihan satu hari lagi. Itu yang sulit cepat penyelesaiannya, dua hari baru bisa pulih normal,” jelasnya.
Disinggung PDAM Tirta Pinang apakah sudah mengusulkan anggaran untuk perbaikan mengingat aset yang dimiliki sudah usang, Ervani mengaku sudah menyusulkan perbaikan beberapa titik instalasi di tahun 2023 mendatang.
“Di jembatan pipa memang usia dari aset kita sudah tua, rencana ada peremajaan di 2023 dan sudah kami masukan titik titik perbaikan,” ujarnya.
Menurutnya, tahun ini sengaja belum diperbaiki karena suplai air belum begitu lancar dikahwatirkan jika diperbaiki akan menambah keluhan pelanggan.
Selain itu, pihaknya menargetkan akhir tahun ini selesai menambah kapasitas suplai, sehingga ketika peralatan diperbaiki atau diganti, tidak menganggu suplai air ke pelanggan.
“Secara kuantitas suplai memang kurang, lagi pembenahan satu unit pipa kapasitas 10 liter kubik, untuk menambah jika terjadi trouble, produksi diperbanyak, dampak diperpendek. Target akhir ini tahun selesai. Kalau sudah lancar dan kapasitas sudah ditambah baru diperbaiki jadi nggak ganggu suplai,” pungkasnya.
Dwi, salah satu pelanggan PDAM mengaku bosan atau istilah bahasa Bangka, “langok” dengan kondisi yang terus terjadi dan berulang seperti ini.
“Tiap kali macam-macam persoalannya, clamp dicuri lah, pipa bocor lah, pipa pecah lah, kuras penampungan lah, langok kalau kata orang Bangka,” ketusnya.
Ia juga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air di rumahnya, karena tidak memiliki tedmon dan hanya mengandalkan drum, ketika air tidak mengalir, otomatis kegiatan di rumah menjadi terganggu.
“Bahkan kadang numpang mandi di rumah saudara, begitu mirisnya kondisi air ini,” keluhnya.
Chandra pelanggan lainnya pun mengeluhkan layanan PDAM Tirta Pinang, menurutnya sudah seminggu air pdam gangguan terus.
“Setiap di complaint jawabannya cuma sedang perbaikan, ngga selesai selesai. Airnya keruh debitnya kecil, banyakan mati dari pada idupnya,” sebutnya.
Demikian juga dengan Ben, ia bahkan lelah melaporkan kondisi gangguan ini, beberapa kali melalor juga tak ditanggapi.
“Nunggu pemilu kayak e baru sok peduli ke masyarakat. Yang pihak PDAM Tirta Pinang banyak alesan, klam di curi lah, normalisasi lah. Ntah aik ntah urang e yang harus di normalisasi. Cemane ntah pelayanan ke masyarakat ni, gilir telar bayar denda, di putus,” tandasnya kesal. (Sih)