Air Irigasi Keruh, Petani Rias Keluhkan Aktivitas Tambang Ilegal di Area Sawah

TOBOALI, LASPELA – Sejumlah petani yang ada di Desa Rias, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan (Basel), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengeluhkan keruhnya air dari sumber irigasi yang masuk ke areal persawahan.

Diduga air keruh persawahan tersebut berasal dari aktivitas pertambangan timah ilegal, baik dari kawasan sawah itu sendiri maupun dari arah hulu.

Seperti diungkapkan salah seorang petani di Desa Rias, Tahang, saat dikonfirmasi, Senin (5/12/2022).

“Sepertinya dari arah atas ada aktivitas pertambangan mungkin, di hulu Sungai Pumpung. Memang pengaruhnya belum, karena kami belum nanam, tetapi kalau sudah memasuki musim tanam nanti akan berpengaruh,” kata Tahang di Toboali, Senin siang.

Menurut Tahang, pertumbuhan padi tak akan maksimal apabila air sawah keruh meskipun sudah dilakukan pemupukan oleh petani.

Oleh sebab itu, berharap pemerintah dapat segera mengambil sikap sehingga air irigasi dari berbagai sumber dapat kembali jernih.

“Harapan petani secara keseluruhan itu minta saat musim tanam nanti, sumber air yang sudah dibangun oleh pemerintah seperti Mentukul, Pumpung dan Embung Yamin terhindar dari pada pencemaran,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Rias, Muslim, menjelaskan kondisi keruhnya air dari sumber irigasi ini sudah lama terjadi.

Pemerintah desa juga sudah sering melayangkan surat peringatan kepada para pekerja tambang, agar tidak lagi beroperasi tapi tidak diindahkan mereka.

“Karena dulu ada aktivitas tapi bukan di Rias saja, seperti Pumpung hulunya itu ada aktivitas, airnya lari ke sini. Yang pertama kami sudah layangkan surat ke mereka, peringatan, setelah itu kalau masih ada kita akan surati pihak terkait terutama Pol PP dan Polsek,” ujar Muslim.

“Dulu sudah dilakukan, tapi belum ada tindak lanjut saat disurati sepertinya ini ada lagi aktivitas. Takutnya kalau keruh air ini akan memengaruhi produksi padi petani. Kami harap ini dapat segera ada tindak lanjut sehingga air irigasi di kita bisa kembali normal,” pungkasnya.(Pra)