PANGKALPINANG, LASPELA – Kurikulum Merdeka berangsur telah diterapkan di beberapa Sekolah di Provinsi Kepualauan Bangka Belitung (Babel), salah satunya SMA Negeri 1 Pangkalpinang.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pangkalpinang, Efri Rantos menuturkan, penerapan Kurikulum Merdeka memang jauh berbeda dengan kurikulum sebelumnya, dengan ini akan membuat murid merasakan langsung peranan penting mereka di masyarakat.
“Kurikulum merdeka ini, mengejar ke penguatan profil pelajar pancasila, dimana ada beberapa project penguatan pancasila, dianataranya gaya hidup berkelanjutan, penguatan demokrasi, dan kewirausahaan sehingga kegiatan mereka langsung ditampilkan disebuah project pada tahun itu,” katanya, Selasa (22/11/2022).
Jika kurikulum lama hanya berpegang pada target kurikulum, lain halnya dengan kurikulum merdeka, para siswa dapat mengeluarkan pendapat, mengeluarkan kreasi, kreatif, serta penguatan demokrasi dimana siswa akan dilatih untuk memilih saat pemilihan umum yang akan mereka hadapi kelak.
“Kami juga telah berkerja sama dengan Bawaslu terkait hal ini, kurikulum merdeka juga mengajarkan agar Pancasila dapat hidup di antara siswa dan masyarakat,” ujarnya.
Tidak hanya itu Efri juga menanggapi terkait dengan adanya tawuran murid SMA yang terjadi di Pangkalpinang, hal ini tentu sangat disayangkan Efri, karena di zaman sekarang masih ada hal-hal seperti ini di Kota Pangkalpinang.
” Tentu saya sangat sedih dengan kejadian yang menimpa para siswa saat ini. peristiwa seperti ini tentu terjadi bukan secara spontan, tentu ini terjadi karena adanya perencanaan sebelumnya, untuk di SMA Negeri 1 sendiri mudah-mudahan tidak terjadi hal seperti ini,” tukasnya.
Ia mengatakan, pihak SMA Negeri 1 sendiri tetap melakukan antisipasi supaya kejadian seperti ini tidak terulang, terutama mengantisipasi anak siswa yang mempunyai perkumpulan dengan mencari tahu tujuan dari perkumpulan tersebut, sehingga memang jelas apa yang terjadi di sebuah perkumpulan tersebut.
Ia pun mendukung penuh terkait pemberlakuan jam malam yang diberlakukan oleh pemerintah, hal ini sangat membantu pihak sekolah dalam mengawasi siswa saat berada di luar sekolah.
” Hal ini tentu perlu dukungan dari seluruh pihak baik Pemerintah, Stakeholder, Satpol PP dan masyarakat sendiri. Perlu diingat kejahatan bukan hanya saja tawuran namun juga kejahatan yang lainnya seperti sebelumnya telah kita ketahui adanya Open BO yang dilakukan oleh siswi SMP di Pangkalpinang, hal ini tentu menjadi perhatian bagi kita semua,” pungkasnya. (dnd)