PANGKALPINANG, LASPELA – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Herman Suhadi mendorong Provinsi Babel memiliki bank daerah sendiri pada momentum hari jadinya yang ke-22 tahun.
“Kita (DPRD Babel-red) mendorong Provinsi Kepulauan Babel untuk mempunyai bank daerah sendiri, hal ini bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah,” kata Herman Suhadi usai memimpin peringatan HUT ke-22 Provinsi Kepulauan Babel, di DPRD Babel, Senin (21/11/2022).
Menurutnya, padahal negeri dengan julukan Serumpun Sebalai ini ditetapkan menjadi provinsi setelah berpisah dengan Sumatera Selatan berdasarkan Undang-undang Nomor 27 tahun 2000, tetapi belum memiliki bank daerah yang berpisah dari Sumsel.
Sebelumnya, Herman dalam sambutannya pada rapat Paripurna Istimewa perayaan Hari Jadi Babel ke-22 mengungkapkan, janganlah pula terlalu berharap banyak bantuan orang, terkadang ada kalanya, orang lupa bagaimana cara berkawan, sudah dibantu, lupa pula.
“Nantilah, kita bersabar dulu, ada saatnya kita mampu membuat bank daerah yang baru. Orang tua dulu pernah berkata, tak kaya oleh emas pembawa, tak gadis oleh kain berselang hujan emas di negeri orang hujan batu di negeri sendiri,” ucapnya.
Sementara saat ditanya kembali, berkaitan dengan sambutanya tersebut, ia menyebutkan, bahwa memang sudah seharusnya Bangka Belitung memiliki bank daerah bersama dengan kabupaten/kota lainnya.
“Perlu, kita secara bersama-sama di suatu saat nanti dengan kabupaten/kota di Babel dengan kawan-kawan pengusaha di Babel kita perlu buat bank daerah,” ajaknya.
Disinggung terkait ucapannya terlalu berharap banyak bantuan orang terkadang ada kalanya, orang lupa bagaimana cara berkawan, sudah dibantu, lupa pula, Herman langsung menepis bahwa ucapnya itu hanya pantun.
“Bukan itu pantun, tidak, jangan memaknakan lain, dimana-mana itu kata indah untuk dirangkai,” cetusnya.
Pernyataan Herman Suhadi ini langsung direspon oleh Penjabat (PJ) Gubernur Kepulauan Babel, Ridwan Djamaluddin. Dia mengatakan, kedepan lembaga perbankan bisa menjadi bahan bakar kegiatan pertumbuhan ekonomi Babel.
“Bukan ide buruk dibentuknya bank daerah di Bangka Belitung, karena lembaga perbankan ini menjadi bahan bakar kegiatan pertumbuhan,” ujarnya.
Menurutnya, sampai saat ini catatan sejarah menjadi bank SumselBabel bagus-bagus saja tidak ada masalah.
“Kita menjadi bagian bank Sumsel Babel, bagus -bagus saja. Bahwa misalnya, kita merasa perlu cara lain, perlu upaya lain, tidak ada salahnya kita berfikir untuk membuat bank daerah,” ucapnya.
Ridwan menambahkan, hal yang paling penting saat ini, lembaga perbankan bisa memberikan modal kerja bagi masyarakat, agar bisa mempermudahkan masyarakat dalam membangun usaha.
“Tetapi hal yang lain juga menarik bahwa upaya institusi perbankan untuk menawarkan modal kerja bagi masyarakat, selama pinjam ke bank tidak untuk konsumsi tapi untuk produksi, itu bagus,” tutupnya.(chu)