SUNGAILIAT, LASPELA — Asisten Pemerintahan dan Kesejaheraan Rakyat Setda Bangka, Teddy Sudarsono kaget usai mendengar adanya guru di Kabupaten Bangka menolak Pancasila.
Pasalnya, ia menilai jika seorang guru seharusnya mengajarkan kepada siswanya tentang keutuhan NKRI.
“Sontak saya kaget, kok ada seorang guru yang menolak Pancasila bisa menjadi guru,” tanya Teddy, saat membuka kegiatan Training of Trainer yang diselenggarakan oleh FKPT Babel, di OR Bangka Setara, Kamis (22/9/2022).
“Kalau Pancasila sudah ditolak, akibatnya nanti akan panjang dan ceritanya akan berbeda,” tegasnya.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa paham radikalisme bukan monopoli satu agama, tapi ada di seluruh agama, dan di seluruh kelompok potensial setiap individu manusia.
“Untuk itu, anak-anak muda harus diberikan pemahaman tentang radikalisme, dengan cara menjaga ideologi bangsa. Kalau mereka sudah mengimplementasi ideologi bangsa, mereka ini tidak akan mudah terpapar paham-paham tersebut,” ujarnya.
Sebelumnya, ketua FKPT Babel, Sri Wahyuni mengatakan, bukan hanya di Kabupaten saja, ada juga guru di Kabupaten Bangka Selatan dan Bangka Barat yang juga turut menolak Pancasila.
Hal itu berdasarkan hasil survei di lapangan oleh FKPT bersama Polda Babel, serta Dinas Pendidikan yang difasilitasi oleh Kesbangpol Babel.
“Salah satu pertanyaan yang lontarkan dalam survei tersebut yakni, apakah saudara (guru) menilai Pancasila sudah final sebagai dasar negara? Jawaban dari mereka ada yang menyebutkan menolak. Dan itu memang fakta berdasarkan survei,” kata Sri. (mah)