SUNGAILIAT, LASPELA – Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kabupaten Bangka berharap agar setiap siswa dapat berperan sebagai jumantik atau juru pemantau jentik, minimal di lingkungan rumahnya.
Ketua HAKLI Bangka, Boy Yandra mengatakan, hal tersebut sebagai upaya dalam rangka pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD.
“Sampai sekarang sudah 160 orang terkena DBD. Bahkan mungkin diantara kita ini ada yang terkena DBD, ini karena kita agak lengah. Dilihat dari sumbernya, penyakit DBD ini dibawa nyamuk aedes aegypti yang gampang bersarang di lingkungan kita,” ungkapnya, Senin (5/9/2022).
Selain itu, Boy Yandra yang juga Kepala Dinas Kominfotik Bangka ini mengatakan, penyakit DBD merupakan penyakit menular yang memiliki dampak buruk baik bagi kesehatan individu maupun bagi kondisi sosial masyakat. Sehingga pencegahan DBD ini memerlukan gerakan masif yang membutuhkan peran serta seluruh masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit DBD ini.
Kondisi inilah, menurut Boy, perlu mendapat perhatian semua pihak untuk menjaga kondisi lingkungan agar selalu bersih dari berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti. Termasuk peran seluruh siswa, yang juga turut memantau keberadaan jentik nyamuk.
“Misalnya setiap senin, setiap murid mengambil foto dari handphone kondisi bak mandi atau penampungan air di rumahnya, yang bersih dari jentik nyamuk. Harus bersih, kalau masih ada jentik segera dibersihkan. Sehingga terpantau terus kondisi baik air dan lain lainnya,” katanya.
Selain itu Boy Yandra juga menjelaskan perlunya dilakukan gerakan 3M plus. Hal ini merupakan kampanye kesehatan dalam mengatasi menularnya penyakit DBD.
“Jangan lupa juga kita melaksanakan 3M plus, menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, menimbun barang barang bekas yang bisa menampung air, lalu waspada terhadap gigitan nyamuk khususnya jam-jam tertentu, lalu pakai kelambu, dan gunakan obat Abate,” imbaunya. (mah)