SELESAI mengikuti Upacara HUT ke-77 RI tanggal 17-8-2022 di lapangan upacara Kantor Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, saya langsung menyempatkan diri ta’ziah ke rumah Alm. Bpk KH. Kamarudin AK. Beliau ini sangat dikenal luas oleh masyarakat di Babel karena Alm selain sebagai seorang tokoh agama juga sebagai tokoh masyarakat, yang aktif di organisasi Muhammadiyah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Saat berada di rumah duka, kami duduk di bawah tenda yang telah dipasang oleh ahlul bait. Tampak banyak masyarakat dan tokoh-tokoh Babel. yang hadir untuk memberikan doa terakhir kepada Alm. Di tengah banyaknya masyarakat yang hadir dan dalam situasi duka, suasana tersebut tak bisa lepas dari pertemuan dan menjadi ajang silaturrahmi antar sahabat dan anggota masyarakat yang hadir di rumah duka.
Saya sendiri sempat duduk berdekatan dengan Ketua Persatuan Pengurus Gasing Nasional, yang dikenal dengan nama Agus Gasing. Selama menunggu jenazah sedang dimandikan dan dikafankan, kami banyak berbincang dan ngobrol- ngobrol dengan Pak Agus. Ada hal yang menarik saat beliau bercerita tentang gasing, mulai dari cerita tempat kedudukan induk persatuan gasing tingkat nasional, ada di Babel, berbeda dengan persatuan cabang olah raga yang lain rata-rata induk tingkat nasionalnya ada di Jakarta.
Jadi teringat dulu waktu saya masih sebagai Staf Ahli Gubernur, sering sekali ditugaskan untuk membuka kejuaraan gasing yang dilombakan oleh Pak Agus ini, sehingga saya tadinya tidak pernah dan tidak bisa bermain gasing, sekarang malah jadi bisa memainkan Gasing gara-gara sering membuka acara kejuaraan gasing.
Menurut cerita dari Pak Agus, yang
perlu kita ketahui, tentang cara main gasing ini adalah tekniknya agar gasing bisa berputar dan berdiri tegak.
Cara bermainnya adalah dimulai dengan melilit tali harus benar, dengan cara melingkarkan tali di badan gasing, kemudian ditarik dengan kekuatan penuh dan cepat, maka gasing akan berputar dan bisa berdiri tegak serta seimbang, dengan bertumpu pada satu poros.
Semasa gasing hidup/berputar posisinya akan tegak berdiri, semakin kencang putarannya, gasing tersebut akan semakin kuat menahan pukulan (pangkak) lawan, tapi sebaliknya apabila putarannya sudah mulai melemah, gasing tersebut semakin tidak berdaya dan apabila habis masa rotasinya ia akan mati dan tidak bisa berdiri tegak kembali.
Gasing selain bisa dimainkan sendiri, bisa juga dimainkan secara bersama-sama dengan berkompetisi, yang dipertandingkan biasanya, adu pangkak gasing atau adu lama berputar. Barang siapa yang yang berputar paling akhir di atas arena, dialah yang menjadi pemenang.
Kalau kita perhatikan, gasing merupakan permainan yang bertumpu pada satu hal, yakni keseimbangan. Hal yang bisa kita ambil pelajaran dari permainan gasing adalah kita bisa belajar keseimbangan dalam hidup terutama menyeimbangkan ucapan dan perbuatan,
akan membuat kehidupan menjadi lebih baik dan bisa bertahan lebih lama. Sesuai dengan
filosofi dari gasing itu sendiri, kenapa ia bisa berputar lebih lama kuncinya karena adanya keseimbangan.
Begitu juga dengan manusia jika kehidupannya seimbang antara jasmani dan rohani, maka dia akan banyak mendapatkan kemudahan baik dalam pekerjaan maupun dalam hal berhubungan antar manusia dan hubungan dengan tuhannya, serta akan memperoleh usia yang panjang dan barokah.
Ada ungkapan yang sering diucapkan oleh orang tua dulu, “Ka ni begawe lah liget macem kek gasing”.
Maksudnya pada waktu gasing berputer liget, sebenarnya ia memberi makna kepada kita agar terus berkreativitas dalam menjalani kehidupan ini, sehingga roda-roda kehidupan bisa bergerak dan berputar melalui pos-pos serta halte-halte yang telah disediakan. Namun pada akhirnya pergerakan gasing akan berhenti san dinyatakan mati.
Manusia juga akan mengalami hal yang sama. Di dunia ini, ia hanya sekedar numpang hidup sementara dan pada suatu saat nanti akan berakhir juga dengan kematian.
Sekarang yang telah melewati fase ini adalah guru kita Bapak Kamarudin AK. Walaupun banyak sekali yang merasakan kehilangan atas dirinya, termasuk juga Provinsi Babel saat ini, masih sangat membutuhkan pikiran, tenaga, dan aktivitasnya di dunia pendidikan, dalam rangka mencerdaskan anak-anak di Babel.
Namun apa daya perjalanan dan perputaran hidup beliau sudah berakhir, sebagai mana firman Allah.
“Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan walau hanya sesaat. Al A’Raf 34.”
Kita yang hadir saat itu mengucapkan:
“Selamat jalan Bpk Kamarudin AK, jasa-jasamu telah banyak engkau sumbangkan dan telah terukir di dalam dunia pendidikan”.
Insyaallah Almarhum kembali dalam keadaan husnul Khotimah dan Allah telah memanggilnya dengan panggilan kasih sayangnya.
“Wahai jiwa -jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dalam posisi suka dan disukai. Maka bergabunglah dengan hamba-hamba –Ku dan masuklah ke dalam surga Ku”. (QA al-Fajr 27-30).
amiiin.
Hari wafatnya almarhum, bertepatan dengan hari Kemerdekaan ke-77 RI, Gasing pun telah berhenti berputar dan mampir di rumah Alm Bapak Kamarudin AK. Besok atau lusa ke rumah siapa lagi gasing akan berhenti berputar, yang jelas dia akan datang dan mampir untuk berhenti berputar ke setiap rumah yang kita miliki, pemilik rumah pun tidak bisa mengelak kecuali ikhlas menerima dan siap mengikuti takdir yang telah ditetapkan serta menunggu giliran untuk kembali menghadap kepada sang ilahi……
Pertanyaannya apa yang telah kita persiapkan saat menunggu gasing berhenti berputar di rumah kita? Apakah berupa amal kebaikan seperti menjalin hubungan baik dan menghargai kreativitas siapapun yang berkarya, atau berupa amal keburukan seperti membuat kegaduhan-kegaduhan yang seharus nya tidak perlu terjadi , apakah ini yang sedang kita persiapkan saat menunggu kedatangan gasing berhenti berputar di rumah kita? (*)