Kerajinan Resam Harus Dilestarikan

BANGKA BARAT, LASPELA – Pj Gubernur Babel, Ridwan menyambangi Sentra UMKM Desa Dendang, Kecamatan Kelapa, Bangka Barat, Minggu (14/8/2022). Kesempatan ini dimanfaatkan masyarakat desa setempat menunjukkan buah karya khas desa, yakni produk anyaman resam. Berbagai produk seperti kopiah, topi, hingga tas wanita dipamerkan.

Pj Gubernur Ridwan Djamaluddin bersama Istri Sri Utami dan Wakil Bupati Babar, Bong Ming Ming, melihat langsung proses produksi anyaman resam. Semangat yang ditunjukkan ibu-ibu anggota Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pun membuat Pj Gubernur Ridwan kagum.

Ada beberapa pesan yang disampaikan Pj Gubernur kepada para pengrajin maupun aparat desa setempat. Pertama, meningkatkan kuantitas serta kualitas produk; kedua menambah inovasi produk yang tidak hanya pada satu jenis saja; ketiga, terus menjaga kelestarian kerajinan.

“Inovasi yang dimaksud adalah kita harus meningkatkan model. Kami dari pemerintah coba membantu pemasaran. Kalau tidak ada regulasi yang menghalangi, untuk kita pasarkan ke luar, Insyaallah ada jalannya. Semoga tercapai doa kita resam ini sebagai produk kelas dunia,” katanya.

“Kemudian, mari kita dukung ibu-ibu ini dengan berbagai cara agar tidak berhenti jadi pengrajin, di tengah-tengah sekarang banyak generasi yang mungkin sedikit abai. Jangan sampai kebanggaan ini mati dengan sendirinya,” katanya.

Bahkan, Pj Gubernur Ridwan langsung memberikan request kepada para pengrajin untuk membuat kopiah, dan topi resam dengan logo G20. Ia berjanji menjadikan pertemuan tingkat menteri dunia itu sebagai ajang mempromosikan kopiah, dan topi resam asal Dendang.

“Kami dari Pemprov Babel akan menjadikan resam atau kerajinan lainnya sebagai souvenir resmi di ajang G20 yang akan diadakan di Belitung bulan depan. Kita upayakan kerajinan resam ini sebagai produk kelas dunia,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Bangka Barat, Bong Ming Ming menyebutkan, Pemkab Babar telah melakukan berbagai upaya untuk mengenalkan kerajinan resam sebagai produk UMKM unggulan yang dipunyai Negeri Sejiran Setason.

“Untuk pemasaran kita tidak berbicara hanya di Bangka Barat saja, tapi juga luar Babel. Kita sudah melakukan kerja sama dengan kabupaten/kota, tukar-menukar UMKM. Jadi (pemasaran) produk resam ini nanti ada di Palembang, Semarang. Tinggal standarisasi produksinya saja dikuatkan,” katanya. (ril/chu)