Pesan Batianus ke Pj Gubernur: Perhatikan Petani Sawit Juga Dong!

• Berharap Pj Gubernur Sampaikan Keluhan Anjlok Harga Sawit ke Pemerintah Pusat

NAMANG, LASPELA- Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) Batianus, meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Babel turun tangan menyelesaikan permasalahan turunnya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.

Hal tersebut diutarakannya dalam kunjungan kerja ke Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Babel.

Batianus mengatakan, petani sawit saat ini sedang menderita akibat anjloknya harga sawit. Ia mempertanyakan penyebab anjloknya harga TBS tersebut, sementara keran ekspor sudah dibuka.

“Saya mempertanyakan apa penyebab anjloknya harga TBS yang kini sudah di bawah Rp1.000? Masyarakat petani sawit sangat menderita akibat anjloknya harga sawit,” kata Batianus kepada awak media Laspela, Jumat (24/6/2022).

Batianus berharap agar Pj Gubernur Babel Ridwan Djamaluddin segera dapat menyampaikan ke pemerintah pusat masalah anjloknya harga sawit di Babel.

“Saya berharap jeritan hati petani, khususnya petani sawit sekarang ini dapat disampaikan ke pemerintah pusat melalui Pj Gubernur Babel,” katanya.

Ia berharap Pj gubernur dapat memberikan perhatian di sektor pertanian dan perkebunan di samping sektor lainnya. Karena menurutnya, sektor pertanian dan perkebunan juga membantu pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Babel.

“Saya tentu berharap Pj Gubernur Babel memberikan perhatian pada sektor pertanian, dalam hal ini perkebunan kelapa sawit, karena kita tahu bahwa sektor pertanian sangat berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, khususnya di Babel,” kata Batianus.

Kepala Bidang Perkebunan DPKP Babel Haruldi mengatakan, besok (25/6/2022) pihaknya akan ada rapat koordinasi terkait merosotnya harga sawit melalui Zoom Meeting bersama Pj Gubernur Babel, dinas terkait, semua bupati di Babel, dan perusahaan kelapa sawit.

“Besok akan ada rapat koordinasi bersama Pak Pj Gubernur,” kata Haruldi.

Haruldi menyampaikan, ditutupnya keran ekspor Crude Palm Oil (CPO) telah menimbulkan efek yang besar, dan banyak negara pengimpor CPO beralih ke minyak kedelai.

“Ditutupnya keran ekspor CPO menyebabkan negara importir CPO beralih ke minyak kedelai. Negara China juga sebagai pembeli CPO kita sedang lockdown,” kata Haruldi.(Jon)