SUNGAILIAT, LASPELA — Ada beberapa hal yang menjadi faktor terbentuknya gangguan atau penyimpangan seksual suka terhadap sesama jenis.
Salah satunya ialah faktor traumatik yang pernah dialami oleh seseorang di dalam kehidupannya.
Hal itu diungkapkan oleh psikolog Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bangka Belitung, Mita Oktaviani saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (14/3/2022).
“Sebenarnya banyak sekali faktor yang membentuk penyimpangan ini. Bisa karena mengalami kejadian yang tidak menyenangkan dalam kehidupannya, misalnya saja bermasalah dengan relasi atau traumatis dalam menjalani hubungan dengan pasangan lawan jenisnya,” kata Mita.
Faktor lain, jelas Mita, pola asuh yang salah juga bisa menyebabkan seseorang memilih jalan untuk hidup menyukai sesama jenisnya.
“Sebagai contoh, seorang anak perempuan yang mendapatkan perlakukan kasar dari ayah atau saudara laki-lakinya akan berpikir untuk membenci lawan jenisnya. Alhasil, dia memilih untuk hidup sebagai lesbian atau gay,” ujarnya.
Oleh sebab itu, tegas Mita, peranan di dalam keluarga sangat penting. Kehangatan dan keharmonisan keluarga akan mendorong anak untuk tumbuh normal dan wajar.
Selain itu, dibutuhkan peran kedua orang tua untuk memberikan pendidikan agama dan moral yang baik. Hal ini dilakukan untuk membentengi seseorang untuk berprilaku menyimpang (seksual).
Mita juga mengatakan jika faktor lingkungan juga bisa menjadi penyebab seseorang mengalami penyimpangan seksual.
“Misalnya saja karena salah pergaulan. Ketika seseorang berteman dengan orang yang termasuk ke dalam komunitas itu (penyuka sesama jenis), ada kecenderungan dia akan ikut menjadi bagian dari komunitas tersebut,” jelasnya.
“Mungkin saja di komunitas itu mendapatkan perasaan yang nyaman, dan secara emosi mendapatkan pengakuan. Hal itu juga salah satu faktor membentuk orientasi penyuka sesama jenis,” tambahnya. (mah)
