Akan Dikembangkan Oleh BUMDes
TOBOALI, LASPELA- Desa-desa di Kabupaten Bangka Selatan nampaknya mulai menunjukkan keunggulannya masing-masing sebagai identitas desa yang bernilai ekonomis.
Kali ini giliran Desa Nadung di Kecamatan Payung yang menunjukkan keunggulannya yakni berupa produk minuman berasal dari hutan belantara yang dinamai teh daun pelawan
Selama ini, kayu bernama pelawan hanya dimanfaatkan masyarakat sebagai kayu bakar, Junjung lada dan juga sebagai sumber lebah untuk menghasilkan madu bunga pelawan.
Namun setelah melalui proses penelitian, ternyata daun pelawan juga dapat dijadikan teh.
Berbekal hasil penelitian dengan ditopang bahan baku yang sangat banyak, akhirnya dengan bantuan mitra bernama Tedy selaku konsultan Produk Teh Pelawan, Pemdes Nadung mulai mengembangkan Teh Daun Pelawan.
Hal tersebut diungkapkan Rizal selaku Kades Nadung. Menurut Rizal, saat ini pihaknya mulai mengembangkan produk unggulan desa yakni Teh Daun Pelawan yang berdasarkan hasil penelitian berkhasiat sebagai antioksidan, menjaga metabolisme tubuh, menurunkan kolesterol, menurunkan berat badan, mengadung Vitamin C dan E, serta masih banyak khasiat bagi kesehatan lainnya.
“Saat ini kami mulai mengembangkan produk unggulan desa yakni Teh Daun Pelawan yang berdasarkan hasil penelitian berkhasiat sebagai antioksidan, menjaga metabolisme tubuh, menurunkan kolesterol, menurunkan berat badan, mengadung Vitamin C dan E dan masih banyak khasiat lainnya,” katanya kepada LASPELA, Senin (13/02/2017).
Dirinya juga menjelaskan, potensi bisnis Teh Daun Pelawan nantinya akan dikembangkan oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dengan kemasan berupa teh siap minum dalam bentuk cup dan juga dalam bentuk teh celup yang nantinya akan dipasarkan di Basel maupun di daerah lainnya.
Saat ini, jelas Rizal, pihaknya dibantu oleh konsultan pribadi untuk mengurus legalitas produk dan legalitas Bumdes sehingga nantinya tidak menyalahi aturan.
Dia optimistis Teh Daun Pelawan akan menjadi produk unggulan desa Nadung yang bisa membantu perekonomian masyarakat melalui peran Bumdes setempat.
Reporter: Wiwin Suseno
Editor : Stefan H. Lopis
