Bangkit dan Bergerak di Tengah Badai

Oleh: Agus Ismunarno
Wartawan Utama

 

  • Indonesia Masuk 10 Besar Kematian Tertinggi
  • Vaksinasi Modal Dasar Pemulihan Pariwisata
  • Pariwisata Indonesia Harus Yakinkan Wisatawan
  • Lepas PPKM Bukanlah Lepas Bebas Tanpa Prokes
  • Ekonomi Pulih Seiring dengan Kesehatan Pulih

PAGI INI, 13 September 2021 saya menerima share PDF e-book dari Djamaluddin Ancok, Senior kelahiran Bangka, 18 Agustus 1946 di Grup WA Forum Cinta Kepulauan Babel NSS. Bergerak di Tengah Badai, itu saripati buku yang beliau kirim. Pas dengan Negeri Serumpun Sebalai yang sedang bertransformasi dari mining to tourism.
Prof. Djamaludin Ancok, PhD adalah seorang pakar di bidang Psikologi dan Guru Besar Universitas Gajah Mada (UGM). Secara eksistensial ada ketertarikan nasionalisme antara saya dan beliau.

Profesor Djamaludin Ancok saya kenal sejak saya mahasiswa Sanata Dharma tahun 80 an dari buku-buku psikologinya. Nasionalisme yang saya maksud; Profesor Djamaludin membaktikan diri di UGM Yogyakarta; sebaliknya saya berkarya jurnalistik di Pulau Bangka yang kemudiannya menjadi Kepulauan Bangka Belitung sejak mendirikan Bangka Pos Group hingga Tam TV, Koran Babel, Media Negeri LASKAR PELANGI, LASPELA Media Group dan AQUILA Media Group yang sedang saya bidani.

Sharring e-book pdf tentang Bergerak di Tengah Badai itu saya apresiasi sebagai bentuk cinta Profesor Djamaludin kepada negeri kelahirannya, sekaligus memprovokasi teman Grup WA yang terdiri dari berbagai elemen itu untuk juga segera bergerak, walau badai pandemic Covid 19 belum berlalu.

Kebetulan juga e book tersebut juga inspiratif buat saya yang berada di GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia) Babel bersama Penerima Kalpataru, Ir Djohan Riduan Hasan dan di KADIN Babel bersama Ir Thomas Jusman MM maupun inspirasi bagi pembuatan Agenda Setting Media khususnya di bidang ekonomi pariwisata dan ekonomi kreatif. Terimakasih Prof Djamaludin!
Optimisme Pariwisata Babel

Pandemi COVID-19 memiliki pengaruh yang amat besar pada perkembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, juga Negeri Laskar Pelangi, Babel.

Dalam tempo satu tahun, progres yang telah dicapai Indonesia dan Kepulauan Babel dalam beberapa waktu terakhir di bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif seakan tersapu habis.

Memang. Hal ini bukan hanya dirasakan oleh kita, bangsa Indonesia. Pariwisata di hampir seluruh dunia tersapu. Pandemi benar-benar mempengaruhi perekonomian dunia, juga ekonomi pariwisata.

Profesor Djamaludin membangkitkan kita dan merevolusi semangat untuk bangkit dan bergerak justru ketika badai pandemi belum berlalu.

“Gen kita adalah keturunan nenek moyang yang cerdas hebat. Fakta seperti kapal Phinisi Nusantara, situs gunung padang, candi dan lain sebagainya adalah bukti kekuatan nenek moyang. Kekuatan tersebut menjadi bukti bahwa genetis darah Indonesia yang cerdas dan inovatif serta selalu bangkit dan bergerak manakala badai menerpa.
Pariwisata Turun 84 Persen

Ekonomi Kreatif mengutip Data UNWTO menyebutkan, Asia Pasifik menjadi region yang mengalami penurunan terbesar di bidang Pariwisata -mencapai 84 persen- sepanjang tahun 2020.

Bisa dibayangkan, impact yang terjadi terhadap pelaku Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Indonesia. Apalagi, sektor Pariwisata adalah salah satu andalan.  Sementara, sektor Ekonomi Kreatif juga menjadi unggulan karena pertumbuhannya yang signifikan dari tahun ke tahun.

Hal itu terlihat dari angka kunjungan wisatawan mancanegara yang jeblok. Pada 2019 ke 2020, kata Sandiaga Uno, kunjungan wisatawan asing turunnya hampir 75 persen. Sedangkan wisata nusantara turun 30 persen.

Hampir 1,58 juta pekerjaan di sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terdampak pandemi COVID-19. Tapi Sandiaga Uno yakin dan mengajak kita bergerak karena badai indusri pariwisata pasti berlalu.

Badai pasti berlalu setelah kita menahan badai. Sandiaga Uno mengingatkan kita; “Biasanya ada pelangi di penghujung badai. Tahapan kritikal justru ada di tahap pemulihan.”

Mantan calon wapres itu mengajak, “Kita harus bergerak cepat untuk merestrategi dan juga membangun fondasi kebangkitan sektor Pariwisata kita.”

Vaksinasi Modal Dasar

Sandiaga Uno menegaskan, “Adanya vaksinasi COVID-19 adalah modal utama dalam proses pemulihan. Vaksinasi akan mempercepat tren pemulihan yang sudah terlihat sejak kuartal III tahun 2020. “

 

Tahun 2021 ini adalah tahun kebangkitan. Di sektor Ekonomi Kreatif, UNCTAD telah menetapkan tahun ini sebagai the International Year of Creative Economy for Sustainable Development.

Sementara, di sektor Pariwisata, dengan berbagai persiapan yang kita lakukan, akan menjadi modal untuk meraih peningkatan yang signifikan di tahun 2021.

Sandiaga Uno optimis, lapangan kerja di sektor pariwisata diharapkan bisa tumbuh 3,98 persen, dan ekonomi kreatif tumbuh 2,29 persen di tahun 2021.

Tentunya melalui inovasi, adaptasi dan kolaborasi yang diterapkan untuk membawa proses survival menuju revival di Pariwisata dan Ekraf hingga akhirnya bisa thrive.

“Mari kita bergerak bersama. Kita harus gercep, geber, dan gaspol untuk bangkitkan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia,” tandas Sandiaga mengajak kita.

Peta Pandemi dan PPKM

Pandemi Covid 19 di Indonesia memang bisa di tahan dan melandai sesudah tahun lalu Indoneisa ditempatkan dalam posisi terbaik keenam dalam penanggulangan pandemi sesudah Taiwan, Korea Selatan, Lithuania, Finlandia, dan Norwegia.

Indonesia berada pada posisi terbaik nomor 6 dari 190 lebih Negara di dunia. Indonesia dalam kepemimpinan Jokowi diposisikan hebat dan berhasil dengan sukses melalui pandemik skala global yang tak pernah terjadi sebelumnya.

Kepulauan Bangka Belitung juga mengikuti ritme nasional. Babel pernah memimpin penanggulangan Covid 19 tapi Babel juga pernah masuk dalam 10 besar nasional terpapar Covid 19 maupun 4 besar kematian tertinggi per 100 orang.

Dari seluruh data yang ada, potensi badai pasti berlalu Babel sangat punya kans. Apalagi percepatan vaksinasi digenjot terus dan seruan disiplin Prokes terus bergema dan Pertemuan Tatap Muka di bidang pendidikan maupun pelonggaran PPKM juga terus dilakukan demi membuat ruang kehidupan dalam berbagai aspek kembali bangkit dan bergerak maju.

Sehat dan Ekonomi Pulih

Syarat mutlak pemulihan ekonomi adalah pulihnya kesehatan masyarakat. Masyarakat yang tidak sehat, pandeminya tidak segera melandai juga menghambat pemulihan ekonomi.

Di bidang pariwisata, wisatawan akan ragu bahkan takut mendatangi destinasi wisata yang pemimpin serta elemen tokohnya tidak care dan melandai serta meniadakan Covid 19.

Bagaimana dengan Babel? Pasca pelonggaran PPKM, tampak masyarakat mengalami euphoria terbebas dari kejenuhan dan kemudian memadati tempat-tempat wisata dan kafe-kafe yang di hari hari kemarin tampak mati.

Ajakan Sandiaga Uno perlu kita respon. KADIN Babel, Apindo, GIPI serta Organisasi Ekonomi Bisnis lainnya selama pandemi sudah turut serta menyehatkan masyarakat dengan bergotong royong saat negeri memanggil mereka untuk berkontribusi cari solusi.

Kini saatnya, kita bangkit dan bergerak kembali dalam skala kita masing masing namun tetap waspada pada keseimbangan bangkit dan bergerak namun waspada pada bahaya tersembunyi kluster baru yang bisa jadi meledak manakala kita mengendorkan vaksinasi dan indisipliner dalam prokes.

Lepas PPKM bukanlah lepas bebas. Lepas PPKM kita tetap memasuki lorong kebebasan yang terikat pada vaksinasi dan prokes. Warga yang belum divaksin masih berpotensi 10 kali berpotensi terpapar Covid 19. Sedang eforia dan mengabaikan Prokes menjadi pintu masuk Covid 19 menaikkan data yang kini sudah melandai.

LAST BUT NOT LEAST

Tiket.com, salah satu penyedia jasa layanan penjualan tiket online, mengklaim bahwa penjualan tiket penerbangan daring melalui platformnya meningkat hingga 240 persen di kuartal III, dan penjualan kamar hotel meningkat hingga 250 persen di waktu yang bersamaan.

Ini bisa jadi gambaran, sektor Pariwisata pun perlahan bangkit dan berangsur pulih. Saat ini, dengan protokol kesehatan yang ketat, perlahan tapi pasti pariwisata dan ekonomi kreatif mulai pulih kembali berjalan.

Kementrian Kesehatan RI mendesak industri Pariwisata  agar CHSE diterapkan secara disiplin sehingga penyebaran COVID-19 dapat dikendalikan. Mari wewujudkan Indonesia dan Negeri Serumpun Sebalai yang lebih baik, bangkit, bergerak di semua sektor kehidupan, khususnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Semoga!