Rayakan Imlek Bersama, Gunawan Tjen Serukan Kerukunan Umat Beragama 

Dato' Gunawan Tjen saat menyampaikan sambutan pada acara Imlek Bersama warga Kota Pangkalpinang, Senin (7/2/2017). foto: Stefan HL)
  • Lestarikan Budaya Tionghoa
  • Warga Pangkalpinang Rayakan Imlek Bersama

PANGKALPINANG- Warga Kota Pangkalpinang yang terdiri dari etnis Tionghoa dan Melayu menghadiri perayaan imlek bersama yang digagas Dato’ Gunawan Tjen bertempat di kelurahan Kampung Bintang, Pangkalpinang, Senin (6/1/2017) malam.

Dalam kegiatan tersebut, Dato’ Gunawan Tjen yang juga Ketua Kadin Kota Pangkalpinang itu menyerukan pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

meramaikan perayaan tahun baru imlek 2568 dan menyambut perayaan Cap Go Meh yang sebentar lagi dilaksanakan.

Pantauan LASPELA, selain dihadiri sesepuh dan tokoh Tionghoa Babel, perayaan imlek dan cap go me ini juga dihadiri calon Gubernur Babel, Erzaldi Rosman Djohan beserta kader partai Gerindra Babel.

Perayaan imlek kali ini berlangsung semarak dengan menghadirkan sejumlah pertunjukan diantaranya pesta lampion, barongsai, dan karaoke lagu-lagu mandarin.

Dato’ Gunawan Tjen dalam sambutannya mengucapkan selamat tahun baru imlek kepada warga Tionghoa yang merayakan. Dia berharap, Tahun Ayam Api ini mendatangkan kesehatan yang baik dan membawa kebahagiaan sepanjang tahun ini.

Gunawan Tjen juga mengungkapkan syukurnya, karena perayaan imlek bersama menyambut cap go me ini menjadi momentum silaturahmi antar warga.

Menurutnya, perayaan imlek ini bertujuan agar terjalin hubungan  kekeluargaan antar umat beragama dan melestarikan kebuadayaan Tionghoa supaya tidak hilang ditelan zaman yang sudah semakin modern saat ini.

“Kebudayaan tari barongsai harus tetap dilestarikan. Lampion yang sebentar lagi terbakar melambangkan apa yang kita doakan dan impikan akan tercapai serta angpau melambangkan kita sebagai suku Tionghoa yang harus belajar  banyak memberi daripada menerima,” terang pengusaha ini.

Gunawan Tjen juga mengisahkan kebiasaan warga Tionghoa yang mengenakan baju merah setiap perayaan imlek tak lepas dari kisah masa lalu, yaitu ketika seekor hewan besar berupa naga yang hendak memangsa penduduk, namun ketika bertemu warga yang memakai baju merah naga tersebut berlari meninggalkan desa tersebut. Hal ini, sambungnya, diartikan bahwa baju merah sebagai penolak bala atau penolak sial.

“Kita berharap dengan imlek ini, “Fangin Thongin Jit Jong” artinya tidak ada perbedaan antara suku melayu dan Tionghoa semua sama dan kita harus saling tolong menolong di manapun berada,” harapnya.

Sementara itu, Erzaldi Rosman yang didaulat menyampaikan pidatonya mengungkapkan kebanggannya bisa hadiri perayaan imlek bersama. Bupati Bangka Tengah non aktif ini lalu berharap agar kerukunan dan keharmonisan warga Babel yang terjalin baik selama ini tidak sampai luntur dan terusik oleh hal-hal yang tidak perlu.

“Apa yang terjadi di dunia luar jangan terlalu dihiraukan di Babel. Yang penting kita aman. Jangan terpengaruh hal yang tidak-tidak, kita rukun-rukun saja dan siapa pun pemimpinnya bisa lebih membahagiakan kerukunan yang ada di Babel ini,” tutupnya. (yud/stf/ar)

Advertorial

SUASANA KEGEMBIRAAN WARNAI PERAYAAN IMLEK BERSAMA YANG DIGAGAS DATO’ GUNAWAN TJEN

Foto: STEF & RANDI