Harganas ke-28, Pemerintah Luncurkan Vaksinasi Covid-19 Bagi Ibu Hamil, Ibu Menyusui dan Anak 12-18 Tahun

PANGKALPINANG, LASPELA – Memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-28, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui BKKBN Babel meluncurkan program Vaksinasi Covid-19 bagi Ibu hamil, Ibu menyusui dan Anak-anak usia mulai dari 12-18 tahun, berlangsung di Kampung KB Mentari Kelurahan Ketapang Pangkalpinang, Selasa (29/6/2021).

Peringatan Harganas ke-28 Tahun 2021 dibuka langsung oleh Wakil Presidden RI Ma’ruf Amin secara virtual dengan dihadiri beberapa menteri, sedangkan kegiatan di daerah dihadiri Wagub Babel Abdul Fatah, Walikota Pangkalpinang Maulan Aklil, Sekda Kota Pangkalpinang, dr. Dwi Listyawardani, M. Sc selaku Deputi bidang Dalduk BKKBN Pusat dan undangan lainnya. Dengan mengusung tema “Keluarga Keren Cegah Stunting”.

Dalam kesempatan ini, Kepala BKKBN Republik Indonesia, Hasto Wardoyo mengatakan dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, dengan kemampuan terbatas, BKKBN dalam mempercepat penurunan angka stunting melakukan kegiatan persepsi yang identik dengan Covid-19, dalam hal ini menyiapkan semua calon-calon Ibu yang sehat dengan melakukan vaksin Covid-19 agar anak yang lahir tidak stunting.

“Untuk itulah BKKBN mengawal Ibu-ibu hamil agar tidak terjadi kehamilan dengan bayi yang tidak sehat, juga mengawal Ibu-ibu setelah melahirkan sampai 1000 hari kehidupan pertama, sehingga BKKBN memerlukan dukungan semua pihak, terutama pemerintah pusah agar dapat menjalankan program pencegahan stunting,” ujarnya.

Ia menyebutkan, BKKBN telah mendata keluarga di tahun 2021, dengan target mendata sebanyak 71.854.849 Kepala Keluarga (KK).

Selain itu, Hasto menargetkan menekan prevalensi stunting sebesar 14% di tahun 2024 melalui upaya percepatan.

“Dari Ibu yang tidak sehat dan tidak tercukupi kebutuhan gizinya berisiko melahirkan anak stunting. Anak dengan tingkat kecerdasan sub-optimal dan rentan terhadap penyakit. Suatu kondisi yang dapat menurunkan produktivitas manusia dan memperlebar ketimpangan antara si kaya dan si miskin,” jelasnya.

Semua keluarga berisiko stunting didampingi oleh pendamping keluarga, pendamping yang terdiri dari unsur PKK, kader dan bidan.

“Kami merencanakan aktivitas yang menggerakkan roda perekonomian di
lingkup desa sehingga kebutuhan makanan bergizi dapat terbeli dan melakukan edukasi kepada keluarga untuk berperilaku hidup bersih dan sehat,” ucapnya.

Sementara itu, Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin menjelaskan bahwa keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, namun mempunyai peran snagat besar karena keluarga mempunyai delapan fungsi, yakni fungsi agama, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, pendidikan, ekonomi, dan fungsi pembinaan lingkungan. Untuk itu peran BKKBN sangat penting sebagai lembaga yang menangani pembangunan keluarga.

“BKKBN harus memastikan agar pembangunan keluarga diarahkan pada penciptaan keluarga yang berkualitas, keluarga yang sehat, di bangun diatas perencanaan yang baik, melalui perkawinan yang sah, hidup dalam lingkungan yang sehat, mandiri, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,” tutur Wapres.

Menurut Ma’ruf Amin, angka stunting di tanah air manis cukup tinggi 1 dari 4 anak balita mengalami stunting, hal ini disebabkan akibat kurang gizi yang berkepanjangan.

“Oleh sebab itu, melalui Harganas tahun ini, tekad pemerintah untuk memutuskan angka stunting di tanah air dapat terlaksana dengan baik, sehingga generasi kedepan berkualitas,” imbuhnya.

Wagub Babel, Abdul Fatah menuturkan peringatan Harganas tahun ini berorientasi terciptanya manusia yang cerdas, berkualitas, menguasai teknologi, dan ilmu pengetahuan.

“Tujuh hidup bernegara yaitu agar terwujudnya kemakmuran, kesejahteraan bermasyarakat yang ada di Indonesia. Untuk itu harus ditunjang SDM yang berkualitas, cerdas, agar semua ini terwujud, Anak-anak kita terlahir tidak boleh ada yang stunting,” kata Wagub.

Ia menambahkan, meskipun stunting di Babel tidak setinggi nasional, namun pihak yang tetap berupaya untuk mengurangi risiko stunting, dengan berbagai program yang dilaksanakan.

“Ada beberapa sebab terjadinya stunting yaitu akibat perkawinan usia dini, kurang gizi, serta akibat lainnya. Di Babel saat ini terjadi penurunan angka stunting yang cukup signifikan, yakni di bawah rata-rata angka nasional,” tutupnya.(wa)