PANGKALPINANG, LASPELA – Merebaknya kasus dugaan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur yang sempat terjadi di Kota Pangkalpinang beberapa waktu lalu, sempat dikhawatirkan akan mempengaruhi Pangkalpinang dalam upaya mereka meraih Kota Layak Anak (KLA).
Meski begitu, kekhawatiran tersebut ternyata tidak terlalu dirasakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kota Pangkalpinang. Mereka tetap optimis Pangkalpinang meraih KLA tingkat utama. Hal ini diungkapkan Eti Fahriaty selaku Kepala Dinas PPPA Pangkalpinang, saat ditemui Laspela.com, Senin (31/5/2021).
“Insyaallah kami semangat lagi walaupun yang viral kasus pelecehan anak tersebut sudah sampai Pemerintah Pusat. Tapi Insyaallah dengan berbagai statement kita nanti saat hybrid kita secara visual, kami harapkan tidak mengurangi nilai yang sudah dikumpulkan,” katanya.
Eti menuturkan, wajar dalam mencapai suatu target akan ada kerikil kecil. Namun, hal itu, menurutnya justru dijadikan suatu pembelajaran ke depannya. “Wajar kita berjuang, tetapi ada hambatan, dalam perjuangan ada hambatan. Salah-satunya dengan adanya yang viral ini. Kalau tidak ada hambatan tentunya mulus saja, kita tidak merasakan kerikil tajam,” katanya.
Sebelum adanya kasus tersebut, penilaian Kota Pangkalpinang untuk KLA mencapai 906, dengan nilai yang hampir sempurna ini, Pemkot optimis akan langkahi dua tingkatan. “Jadi ada tingkat pratama, madya nindya, utama, kita sempat optimis dengan nilai kota mencapai 906 dengan maksimal nilai itu 1000. Kita dapat loncat langsung ke utama, namun dengan kasus viral ini, kita tetap optimis namun untuk bertahan menjadi KLA tingkat pratama, kita tetap bersyukur,” ujarnya.
Dengan kasus ini pun, Dinas PPPA dapat menyelesaikan permasalahan dengan cara pendampingan dan berkoordinasi dengan pihak terkait. “Kita tetap optimis kita bisa raih tingkat utama, dengan cara kita juga sudah melakukan pendampingan terkait kasus ini, kita peduli dengan kasus ini. Mudah-mudahan tidak adanya pengurangan nilai pada hybrid nanti,” katanya. (dnd)