Agus Sudibyo : Empat Media Ini Dapat Dijadikan Acuan Strategi Media Lokal Babel

PANGKALPINANG, LASPELA – Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Internasional Dewan Pers, Agus Sudibyo membeberkan beberapa contoh Media yang dapat menjadi acuan Media Lokal pada era Disrupsi Digital seperti sekarang.

Agus menyebutkan ada empat media luar negeri yang menjadi rekomendasinya kepada Media Lokal di Provinsi Bangka Belitung (Babel), diantaranya The Bristol Cable, de Correspondent, The Ferret.scot dan Le Monde.

“Contohnya The Bristol Cable, media lokal Inggris ini levelnya sama dengan Media lokal di Provinsi, dan lebih menyasar pada berita dan isu lokal, semakin lokal maka semakin senang para pembaca,” tuturnya saat memberikan sambutan pada kegiatan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Provinsi Bangka Belitung (Babel). Minggu (21/3/2021).

Selain itu, penerapan The Bristol Cable dalam mengangkat sebuah isu, lebih melakukan penggalian berita dengan cara Indeep Reporting sesuai dengan keinginan masyarakat.

“Jadi mereka membuat pengumuman terlebih dahulu kepada masyarakat tentang isu apa yang diinginkan untuk digali. Jika masyarakat mendukung, maka isu itulah yang akan digali, bahkan mereka akan fokus ke satu isu selama tiga bulan,” katanya.

Contoh lainnya ialah de Correspondent.  Media lokal Belanda dan Le Monde Media Lokal Prancis lebih menarik lagi, karena dapat menarik masyarakat untuk menjadi pelanggan dan menjadikan donasi masyarakat sebagai sebuah pendapatan.

“Seperti The Bristol Cable tadi, de Correspondent dan Le Monde juga mengandalkan sebuah isu lokal. Namun selain iklan, dalam pendapatannya kedua media ini juga mengandalkan donasi dari masyarakat,”  ungkapnya. 

Tidak jauh berbeda The Ferrest.scot yang merupakan media lokal dari Skotlandia juga menerapkan hal yang sama. Namun ada perbedaan dengan media lainnya, The Ferrest.scot lebih berdiskusi dengan pelanggan reguler terkait isu-isu yang akan diangkat.

“Jadi mereka bertemu dengan anggota regulernya dan berdiskusi isu apa yang akan diangkat,” tuturnya.

Contoh dari ke empat media inilah yang diharapkan Agus dapat menumbukan semangat Pers dalam menghadapi Disrupsi Digital.

“Artinya Disrupsi ini bukan hal yang baru, namun bagaimana kita dapat menyediakan konten berita yang berkualitas itulah yang lebih diharapkan masyarakat,” harapnya. (dnd)