BELITUNG, LASPELA – Rektor UBB Dr. Ibrahim, membawa rombongan UBB ke Pulau Belitung dalam skala besar diacara Focus Group Discussion (FGD) Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diadakan pada Jum’at (20/11/2020).
Tidak tanggung-tanggung rombongan yang dibagi dalam 2 tim terdiri dari para wakil rektor, dekan, wakil dekan, kepala biro, lembaga UPT, dan 20 pimpinan program studi, serta bagian akademik di lingkungan UBB hadir di jadwal yang sama dalam program Kemendikbud Kampus Merdeka dengan menghadirkan peserta dari berbagai stakeholder diantaranya instansi pemerintah dan non pemerintah, perguruan tinggi, BUMN, dunia usaha, industri, UMKM, LSM, dan lain-lainnya.
Ibrahim menjelaskan Kurikulum MBKM merupakan programnya Kemendikbud, dimana perguruan tinggi diberikan kesempatan untuk mengimplementasikan konsep merdeka belajar, sehingga mahasiswa mempunyai kesempatan untuk belajar di luar program studi di perguruan tinggi yang sama, dan pembelajaran di luar perguruan tinggi paling lama 2 semester atau 1 tahun. Fokus dari program kampus merdeka ini menurut Ibrahim adalah terhadap profil lulusan yg diinginkan secara optimal.
Lanjutnya, masukan dan sumbang saran dari stakeholder yang hadir di seminar ini akan menjadi acuan khususnya bagi 20 program studi yang ada di lingkungan UBB dalam penyusunan Kurikulum MBKM ke depannya.
“Dengan program ini kita ingin menggalang masukan dan kontribusi dari stakeholder sebagai user, di mana dalam menyusun kurikulum nanti sebagai bahan bagi kami untuk perbaikan kedepannya,” ungkap Ibrahim.
Ia juga menambahkan tujuan di adakan FGD ini adalah memberi kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan, serta kemerdekaan dari birokratisasi di mana pendidik dibebaskan dari birokrasi yang berbelit, serta mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang mereka sukai. Sehingga program merdeka belajar kedepan tidak lagi terpusat di kampus, namun mahasiswa akan belajar dan berinteraksi langsung dengan masyarakat serta dunia kerja.
“Kurikulum merdeka belajar kampus merdeka ini kenapa harus kami sounding ke pemerintah daerah, karena salah satunya bahwa UBB nanti akan mengirim mahasiswa untuk tidak lagi fokus di kampus induknya, tetapi nanti ada 2 semester yang mereka harus ke lapangan dan ini adalah bagian dari kurikulum merdeka belajar, dimana nanti temen-temen mahasiswa ini membutuhkan ruang-ruang untuk berinteraksi secara langsung,” terangnya.
Tambahnya, kedatangan rombongan UBB di pulau belitung membuka pintu silaturahmi secara luas, walaupun secara historis keberadaan fisik UBB sampai saat ini belum ada di pulau belitung karena masih ada kendala regulasi dari Kemendikbud.
Hal tersebut ia sampaikan saat memberikan sambutan di hadapan peserta FGD Kurikulum BMKM UBB di Kabupaten Beltim.
Terkait pendirian fakultas maupun program studi di pulau Belitung, menurut Ibrahim pihaknya akan terus berkoordinasi secara intensif di tingkat pusat, dan hal ini akan menjadi komitmennya. Namun menurutnya ada opsi yang lebih realistis dan memungkinkan UBB berada di Pulau Belitung sembari menunggu hasil konsultasi dengan Kemendikbud yaitu membangun fasilitas akademik untuk kepentingan praktikum dan kuliah lapangan mahasiswa UBB.
“Sebagai institusi negara, UBB memiliki komitmen untuk memperluas jangkauan layanan publiknya pak, dan saya berkomitmen bahwa ada “giung” yang selama ini menganggap UBB itu sebagai Universitas Bangka Bangka, mudah-mudahan kedepan kami ingin geser agar separuh perhatian kita itu akan ke pulau Belitung,” ucap Ibrahim.
Bila pembukaan prodi di pulau Belitung telah mendapat izin Kementerian, Ibrahim membayangkan akan semakin banyaknya minat siswa lokal maupun luar daerah yang akan bergabung, apalagi pulau belitung secara geografis memiliki daya tarik tersendiri.
Di kesempatan yang sama, Bupati Belitung dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sekretaris Daerah Belitung Timur, Ikhwan Fakhrozi menegaskan akan mendukung penuh rencana pendirian sarana akademik untuk penelitian dan tempat praktek mahasiswa di Beltim. Bahkan ia mengaku Pemkab Beltim sudah menyiapkan lahan 30 hektar untuk itu.
“Pemerintah daerah menyediakan lokasi di dusun busung lantai di desa tanjung kelumpang kurang lebih 30 hektar, nah kami sangat menyambut baik kalau itu nanti kedepannya dijadikan tempat praktikum nantinya,” terang Ikhwan.
Berkenaan kegiatan FGD yang diadakan UBB di Beltim, pihaknya menyambut baik dalam penguatan kurikulum MBKM ini, dimana mahasiswa diberikan keleluasaan untuk melakasanakan program belajar di luas kampus dan konsep ini mengajarkan mahasiswa untuk lebih bersosialisasi dengan masyarakat dan siap memasuki dunia kerja.
“Semoga melalui kegiatan ini dapat terjalin silaturahmi yang baik, serta kita dapat saling tukar menukar informasi yang berkenaan dengan Belitung Timur,” tutup Ikhwan di akhir sambutannya.
Acara selanjutnya penyampaian materi oleh Reko Dwi Salfutra, dengan menampilkan beberapa slide serta penjelasan terkait pembelajaran dari kurikulum MBKM, agar peserta yang hadir bisa memahami fungsi dan pembelajaran dari kurikulum dimaksud.
Reko juga menjelaskan dalam membuat formulasi kurikulum dibutuhkan dukungan serta memperkuat jaringan dengan berbagai stakeholder, sehingga hasil perumusan kurikulum nanti sesuai dengan kompetensi lulusan saat ini dan kedepannya. (Ags/Humas/wa)