Oleh: Nopranda Putra
TOBOALI, LASPELA – Daya tarik bonsai saat ini sudah mulai digandrungi oleh sebagian orang yang suka dengan keunikan tanaman bonsai. Bonsai merupakan tanaman unik yang mempunyai nilai seni tinggi bagi yang memahami hal itu.
Salah satunya, Bob warga Tanjung Ketapang, Toboali, Bangka Selatan usia 40 tahun. Di pekarangan rumah yang hanya seluas 3 kali 5 meter itu dipenuhi puluhan pot bonsai dengan beragam jenis bonsai dari yang berumur 1 bulan minggu hingga umur 14 tahun.
Bob menggeluti hobi bonsai sejak 2006 silam dengan hanya beberapa jenis bonsai yang ada di pekarangan rumahnya. Hobi bonsai yang ditekuni 14 tahun silam itu sudah menjadi pemasukan bagi dirinya dan keluarga.
Saat wartawan singgah ke rumahnya yang berada tepat di depan Posmat TNI AL Toboali itu, Bob lagi asik merapikan setiap ranting bonsai agar kelihatan unik dan berseni.
“Menggeluti hobi bonsai sejak 2006 lalu. Seni bonsai harus ditekuni dengan kayakinan dan komitmen,” kata Bob saat wartawan mengunjungi area bonsai di kediamannya, Sabtu (17/10).
Ia mengatakan ada 10 jenis bonsai yang saat ini ada di pekarangan rumahnya itu. Mulai dari Kimkit hingga beringin api api.
“Ada santigi, jeruk kimkit, beringin korea, beringin thailand, sapu sapu, asam Jawa, hokianti, beringin kimeng, cendrawasih dan api api,” terangnya.
Untuk jeruk Kimkit dan Santigi sudah berusia belasan tahun dan sudah ada yang berani menawarkan Rp 4 juta hingga Rp 4,5 juta. Sedangkan untuk bonsai beringin dolar dengan Rp 100 ribu sudah bisa bawa pulang.
“Santigi umur 14 tahun ditawarkan pernah Rp 4 juta 3 tahun lalu dan kalau kimkit sudah berumur 13 tahun pernah ditawarkan Rp 4,5 juta, Paling murah juga ada misalnya jenis beringin dolar bisa 100 ribu, paling murah juga ada misalnya jenis beringin dolar bisa seharga Rp 100 ribu,” ungkap Bob.
Dikisahkan dia, untuk bahan bonsai beberapa diantaranya didapatkan dengan mudah atau gratis dengan mencari sendiri ke hutan. Dan ada yang bahan bonsai yang didapatkan harus merogoh kocek sendiri.
“Bahan didapatkan ada yang tidak mengeluarkan biaya dan ada juga yang ngeluarin biaya contohnya bahan jeruk kingkit harus beli Rp 500 ribu, karena keberadaan Kimkit ada di pekarangan rumah orang, jadi kita harus beli,” sebutnya.
Menurut dia, di Toboali saat ini sudah ada peminat bonsai, karena sudah lumayan banyak hobi bonsai. “Alhamdulillah saat ini banyak peminat, karena di Toboali sudah lumayan banyak hobi bonsai. Selama 14 tahun menekuni bonsai sudah Rp 30 juta omset masuk,” tukasnya.
Kendati demikian, lanjut dia jadi penghobi bonsai tidaklah semulus dan selancar yang dipikirkan, saat ini penjualan bonsai tidaklah mudah, terkadang dalam seminggu belum tentu ada yang membeli, promosi jadi kendala seretnya penjualan.
“Minimnya promosi dan lokasi juga mempengaruhi. Tapi
jika ada yang minat bisa langsung ke rumah saya di Pelabuhan Bom Pendek Toboali tepatnya depan Danposmat Toboali,” ujarnya. (Pra)