PT Timah Pionir Lakukan Reklamasi Laut

*Jadi Contoh Bagi Perusahaan Lainnya

PANGKALPINANG, LASPELA – Laut merupakan dua pertiga dari permukaan bumi, menyimpan potensi kekayaan alam mineral, keanakeragaman hayati dan potensi lainnya.

Untuk itu dalam memanfaatkan sumber daya mineral timah di laut Bangka Belitung dan Kepulauan Riau PT TIMAH Tbk tidak mengabaikan langkah – langkah untuk menjaga ekosistem laut.

Dosen Ilmu Kelautan Universita Bangka Belitung, Indra Ambalika mengatakan, PT Timah Tbk menjadi pionir dalam melakukan reklamasi laut. Program reklamasi yang dilakukan pun terbilang berhasil untuk transplantasi karang dan fish shelter.

Indra menjelaskan, reklamasi laut yang dilakukan PT Timah di wilayah studi Amdal perusahaan. Reklamasi laut yang dilakukan sesuai dengan rencana reklamasi bukan yang aksidental. Selain itu, menurutnya komitmen PT Timah dalam melakukan reklamasi laut secara konsisten patut diapresiasi.

“PT Timah pionir di dalam melakukan reklamasi laut, ini terbukti di Kementerian ESDM saja baru menyusun draft format untuk reklamasi laut. Karena belum pernah ada perusahaan lain yang benar-benar mengerjakan reklamasi laut sesuai dengan rencana reklamasi perusahaan. PT Timah menjadi contoh, pembelajaran, dan pedoman dalam melakukan reklamasi laut,” katanya.

Indra melanjutkan, untuk tranplantasi karang yang dilakukan di Pulau Putri, Perairan Matras, Pantai Rebo, Pulau Panjang dan Tanjung Melala terbilang berhasil, meskipun tentu masih harus dilakukan beberapa pembenahan.

Sementara itu, untuk fish shelter yang disebarkan di kawasan Penyusuk, Pantai Matras, kawasan Rebo, Pulau Panjang, Tanjung Kubu, Pulau Pemain, Karang Aji dan Perairan Tanjung Ular semuanya hampir terbilang berhasil setelah dilakukan pemantauan secara berkala.

“Untuk rumah ikan keberhasilannya dari hasil monitoring sudah menjadi tempat ikan bermain, sudah menjadi habitat baru di laut. Untuk transplanatasi karang masih belum menggembirakan, yang bagus itu di Pulau Putri,” ujarnya.

Meski belum semuanya berhasil, menurutnya PT Timah memiliki komitmen untuk perawatan, penyulaman, dan penggantian media yang rusak. Namun, tak dapat dipungkirinya faktor alam menjadi hal yang tak bisa dihindarkan sehingga hasilnya belum semuanya maksimal.

Menurutnya, untuk melakukan rehabilitasi laut menang tidak mudah, ada beberapa komponen yang harus diperhatikan yakni menjaga kualitas air laut, habitat dan populasi.

Ia menilai, PT Timah telah melakukan rehabilitasi habitat dengan membuat rumah ikan dan terumbu karang. Kedepan, menurutnya yang harus dilakukan PT Timah ialah rehabilitasi populasi untuk memperbanyak jumlahnya.

“Rehabilitasi populasi ini kita usulkan untuk yang bernilai ekonomis tinggi seperti cumi bangka, dan lagi-lagi PT Timah akan menjadi pionir jika melalukan ini. Karena kan biasanya orang merilis anak tukik, tapi untuk rehabilitasi populasi kita merilis anak cumi,” jelasnya.

Kedepan, Ia berharap, tidak hanya PT Timah yang melakukan reklamasi laut, namun perusahaan lainnya juga. Hal ini untuk menjaga ekosistem laut.

“Mungkin perusahaan lain pernah melakukan reklamasi laut tapi hanya aksidental, tidak terencana dan belum sesuai dengan rencana reklamasi seperti yang dilakukan PT Timah,” katanya.

Ia berharap, kedepannya PT Timah tetap konsiten melakukan reklamasi laut karena penambangan yang ramah lingkungan bukan mustahil untuk dilakukan.

“Sumber daya alam tetap bisa dimanfaatkan tapi harus melestarikan lingkungan. Ini harus dicontohkan ke perushaaan lain. Saya berharap ini dicontoh dan ditularkan ke perusahaan pertambangan lainnya. Jangan hanya ramai-ramai mengambil SDA, tapi juga berama-ramai memperbaiki habitat yang ada dan PT Timah sudah memulai itu,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Komunikasi Perusahaan PT Timah Tbk, Anggi Siahaan mengatakan, pihaknya terus berkomitmen untuk melakukan reklamasi laut. Hal ini dilakukan sejak 2016 hingga saat ini.

Anggi menyebutkan, untuk reklamasi laut tidak hanya transplantasi karang dan fish shelter. Namun, bentuk lainnya yang dilakukan diantaranya dengan menanam mangrove, pamasangan penahan abrasi yang dilakukan untuk wilayah operasional Kepri dan Riau.

“Kalau di Babel bentuknya fish shelter dan tranplantasi karang, kalau di Riau dan Kepri kita melakukan penanaman mangrove dan membangun penahan abrasi pantai. PT Timah berkomitmen untuk melakukan penambangan Good Minning Practice yang memperhatikan ekosistem lingkungan,” ungkapnya.

Menurutnya, kegiatan reklamasi laut yang dilakukan perusahaan juga melibatkan masyarakat sekitar seperti nelayan.

“Kita melibatkan masyarakat, untuk menurunkan terumbu karang dan fish shelter kita gunakan perahu nelayan. Sehingga nantinya mereka bisa tau dan menikmati hasilnya kalau itu sudah bertumbuh,” pungkasnya.rill/(wa)