Perkuat TPID, Bisa Kendalikan Inflasi 

PANGKALPINANG, LASPELA – Guna mewujudkan pengendalian inflasi di Bangka, maka penguatan kelembagaan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di kabupaten/kota serta para pelaku usaha wajib dioptimalkan. Hal itu penting agar tingkat inflasi hingga akhir tahun ini dapat distabilkan.

“Sebagai langkah bersama untuk menekan laju inflasi harga, baik di Bangka Belitung maupun secara nasional,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dr Yan Megawandi SH MSi saat membuka Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) TPID Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, di Ruang Tanjung Pendam, Kantor Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Rabu (23/11/2016) kemarin.

Yan Megawandi mengungkapkan, Bangka Belitung (Babel) pada akhir tahun 2014 merupakan daerah dengan inflasi tertinggi di Indonesia yaitu mencapai angka inflasi 13,14 persen. Menurutnya, hal itu berada pada dua dimensi negatif, yaitu inflasi tertinggi dan fluktuatif.

“Artinya, kadang dalam inflasi tertinggi, bulan berikutnya bisa terjadi deflasi. Ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah, perwakilan Bank Indonesia, pelaku usaha dan komponen lainnya untuk menekan keadaan ini,” terangnya.

Ia menilai, peran FGD TPID sebagai langkah tepat menghadapi dan menekan laju inflasi di Bangka Belitung, dengan menyatukan suara, mengoptimalkan sinergi untuk memikirkan, mengatur strategi serta memberikan masukan guna mengatasi laju inflasi sehingga tidak bergeser pada prosentase 4% +- 1% berdasarkan target perhitungan Bank Indonesia.

“Apalagi dalam APBN 2016, pemerintah menginginkan inflasi tahunan pada level 4,7% sesuai regulasi yang ada.

Yan Megawandi berharap peserta FGD terlebih para pelaku usaha dapat memberikan ide, gagasan serta masukan guna mengatasi laju inflasi, sehingga perekonomian daerah dapat tumbuh dinamis,”tukasnya.

Sementara, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Babel Bayu Martanto mengatakan, inflasi tidak selalu berdampak buruk bagi perekonomian. Inflasi yang terkendali justru dapat meningkatkan kegiatan perekonomian. Akan tetapi pada tingkat inflasi yang terlalu tinggi dapat membahayakan perekonomian suatu daerah atau negara, sehingga inflasi harus dikendalikan.

“Kita harus paham mengapa Inflasi harus dikendalikan, apa dampaknya bagi pemerintah, bagi pelaku usaha juga bagi BI sendiri,” ungkapnya.

Bayu memaparkan banyak hal terkait inflasi, terutama pengertian serta sebab dan dampaknya bagi suatu wilayah.

Inflasi, kata Bayu, adalah suatu keadaan perekonomian dengan harga-harga mengalami kenaikan dalam waktu yang panjang. Secara umum dapat terjadi karena jumlah uang beredar lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Inflasi disebabkan oleh kenaikan permintaan dan kenaikan biaya produksi.

“Peran FGD TPID laju inflasi di Bangka Belitung dapat terkendali dengan baik,”ucapnya. (ar)