Estimasi Biaya Pengembangan Kolam Renang Aquatic Bateng Rp. 69 Miliar

KOBA, LASPELA- Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Kabupaten Bangka Tengah (Bateng), Zainal, tak menyangkal pernyataan Wakil Ketua I DPRD Bateng, Batianus, yang dalam kunjungannya bersama komisi II beberapa waktu yang lalu mendapati bahwa kondisi Kolam Renang Aquatic Bateng terlihat tidak terawat dan banyak kerusakan, seperti air yang keruh dan terjadi keretakan di bagian selasar kolam,

Zainal mengatakan bahwa tidak terawatnya kolam renang tersebut dikarenakan saat ini berada di musim pandemi COVID-19, dan juga minimnya anggaran perawatan yang hanya sebesar Rp.50 Juta/ tahun.

“Kami tidak membiarkan seperti itu dengan alasan anggaran yang minim, di masa COVID-19 memang tidak memberikan obat untuk perawatan air di kolam renang tersebut, dan untuk perawatan air tersebut tidak sulit, cukup perawatan selama tiga hari air tersebut sudah bisa kembali jernih,” kata Zainal, Senin (8/6/2020).

Zainal mengungkapkan bahwa anggaran perawatan Rp. 50 juta/ tahun terbilang kecil, menurutnya anggaran perawatan kolam renang tersebut idealnya sebesar Rp. 862 juta/ tahun.

“Anggaran Rp. 862 juta/ tahun itu terdiri dari biaya alat dan chemical kolam, penggunaan listrik, honor tenaga kerja, dan perawatan lainnya,” ungkap Zainal.

Khusus untuk biaya pengembangan kolam, Zainal mengatakan bahwa pengembangan kolam renang tersebut akan menelan biaya dengan estimasi kurang lebih Rp. 69 miliar, terdiri dari biaya pengembangan kolam renang, biaya pembebasan lahan, dan biaya pengembangan jalan aspal masuk dan keliling kolam.
Sementara Biaya yang telah dikeluarkan dalam pembangun kolam renang aquatic Bateng hampir menyentuh angka Rp. 50 miliar.

Zainal pula mengatakan bahwa pembangunan kolam renang tersebut saat ini telah memberikan manfaat, diantaranya bisa digunakan oleh siapa saja secara gratis, dan beberapa instansi pun sering menggunakan kolam tersebut, seperti Brimob, Universitas Bangka Belitung (UBB), pramuka, dan berbagai instansi lain.

“Kalau untuk Pedapatan Asli Daerah (PAD), kolam renang tersebut belum memberikan PAD karena perda retribusi sedang digodok, mangkanya kami sampai saat ini masih menggunakan asas manfaat, jangan sampai kolam tersebut tidak terpakai, perbulan ada lebih dari 100 pengunjung yang menggunakan fasilitas di kolam tersebut,” pungkas Zainal.(jon)

Leave a Reply